REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah gulungan kaligrafi karya Mao Zedong, tokoh pendiri Republik Rakyat China, yang diperkirakan bernilai puluhan miliar rupiah telah ditemukan di Hong Kong, setelah sempat hilang dicuri pada September tahun lalu. Hal itu berdasarkan keterangan kepolisian pada Kamis (8/10).
Gulungan sepanjang 2,8 meter itu ditemukan dalam keadaan terpotong menjadi dua bagian karena dianggap terlalu panjang untuk dipajang. Pada 10 September 2019, gulungan kaligrafi tersebut dirampok bersama dengan cap, koin, dan sejumlah karya kaligrafi lainnya yang bernilai total 5 miliar dolar Hong Kong (Rp 9,5 triliun), menurut polisi pengawas senior, Tony Ho.
"Seseorang berpikir bahwa kaligrafi ini terlalu panjang (...) juga sulit untuk ditunjukkan dan dipajang. Itulah mengapa terpotong menjadi setengah," kata Ho.
Gulungan itu dipotong dua untuk memudahkan penyimpanan oleh seorang pembeli yang mendapatkannya hanya seharga 500 dolar Hong Kong (sekitar Rp 950 ribu) yang meyakini bahwa karya itu palsu, menurut laporan South China Morning Post. Kepolisian telah menahan tiga orang pelaku perampokan.
Barang-barang kenangan Mao masih banyak dicari usai China bersama pelaku bisnis di negara itu menjual berbagai barang koleksi dari masa Revolusi Kebudayaan. Tiruan barang-barang tersebut juga banyak muncul.