REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah peserta aksi massa penolak UU Cipta Kerja pingsan di halaman Balai Kota Jakarta diduga karena mengalami perih pada mata dan sesak akibat terpapar gas air mata yang ditembakkan aparat.
Pantauan di lokasi, Kamis petang (8/10), mereka dievakuasi petugas pengamanan dalam (pamdal) Balai Kota ke ruang lebih aman di dalam gedung. Beberapa massa lainnya yang masih merasa segar, kemudian mengarah ke pintu keluar Gedung DPRD DKI Jakarta yang posisinya saling membelakangi.
Sebelumnya, massa yang terdiri atas mahasiswa dan siswa sekolah atas, bentrok dengan aparat kepolisian di sekitar Museum Gajah Jalan Medan Merdeka Barat. Massa yang dipukul mundur, bentrok lagi di Bundaran Patung Arjuna Widjaja, bahkan satu pos polisi Patung Kuda dibakar massa.
Massa kembali dipukul mundur ke arah Medan Merdeka Selatan, tetapi tak lama massa kembali dipukul mundur ke arah Stasiun Gambir, namun berhasil ditahan oleh barikade yang dijejerkan oleh massa di depan Istana Wakil Presiden. Saat massa kembali maju ke arah patung Arjuna Widjaja, terjadi insiden pelemparan batu ke Gedung Balai Kota Jakarta, sedikitnya tiga unit kendaraan mobil menjadi korban pelemparan.
Dari pantauan di lokasi, banyak demonstran yang dievakuasi oleh mobil ambulans karena terpapar gas air mata yang ditembakkan aparat, bahkan satu mobil diisi beberapa orang. Sementara sisanya dievakuasi menggunakan sepeda motor.
Dari bentrokan di sekitar kawasan Monas tersebut, diinformasikan Gedung Kementerian ESDM juga dirusak massa, halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia, dan Sarinah juga dibakar massa tak dikenal. Sejumlah elemen masyarakat, mahasiswa dan buruh menggelar aksi penolakan terhadap pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR RI pada sejumlah lokasi di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia sejak Senin pekan ini.