Jumat 09 Oct 2020 10:48 WIB

Gas Air Mata Polisi Sempat Masuk Markas Kostrad Gambir

Polisi memukul mundur massa sejak dari depan Makostrad pada Kamis pukul 16.30 WIB.

Rep: Febryan A/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Polisi membubarkan massa di depan Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat, pada Kamis (8/10) sore.
Foto: Republika/Febryan A
Polisi membubarkan massa di depan Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat, pada Kamis (8/10) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan massa yang menggelar aksi menolak Undang-Undang (UU) Cipta Kerja mengepung Jakarta Pusat pada Kamis (8/10). Pendemo yang sebagian besar merupakan mahasiswa dan aktivis buruh terbagi di tiga titik, yaitu Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Medan Merdeka Timur, dan Harmoni.

Menjelang sore, massa di Jalan Medan Merdeka Timur coba dibubarkan oleh petugas keamanan dengan menggunakan gas air mata. Tepat ketika berada di depan Markas Kostrad, para mahasiswa yang demo itu berhamburan terkena gas air mata.

Hanya saja, lemparan gas air mata itu sempat masuk ke area Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Makostrad) Gambir. Dalam rekaman yang beredar, sebagian prajurit yang mengenakan helm tempur, membawa senapan serbu, dan memakai masker lari menjauh menghindari efek gas air mata. Bahkan, ada prajurit yang mengomel terkena gas air mata.

Kepada Republika, seorang prajurit Kostrad membenarkan jika peristiwa yang ada di video terjadi pada Kamis, saat ada demo menolak Omnibus Law. Kepala Penerangan (Kapen) Kostrad Kolonel Haryantana menjawab diplomatis soal video yang viral tersebut. "Kami akan cek dan konfirmasi terlebih dahulu," kata Haryantana, Jumat (9/10).

Pantauan di lokasi pada Kamis (8/10) sore WIB, polisi berhasil membubarkan massa yang berkumpul di depan Markas Kostrad dan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Tak hanya membubarkan, polisi juga menangkap sedikitnya 10 orang peserta aksi.

Polisi memukul mundur massa sejak dari depan Markas Kostrad pukul 16.30 WIB. Puluhan gas air mata ditembakkan. Massa kabur kocar-kacir dengan mata berair. Polisi baru berhasil membubarkan massa di Kostrad dan Stasiun Gambir pukul 17.15 WIB.

Caranya, polisi menembakkan gas air mata tanpa henti ke arah massa. Lalu sejumlah polisi berlari mengejar massa yang panik hendak kabur. Walhasil, sejumlah peserta aksi tertangkap. Bersenjatakan pentungan, polisi tampak memukuli sejumlah peserta aksi yang tak bisa kabur.

Bahkan salah satu di antaranya sampai meneriakkan 'ampun' saat dipukuli polisi di salah satu pintu masuk stasiun Gambir yang terkunci. Masyarakat yang berada di dalam Stasiun Gambir pun berteriak agar polisi berhenti memukuli remaja tak berdaya itu. "Dia sudah tidak berdaya Pak. Sudah. Sudah. Dia udah terkapar," teriak salah seorang pengunjung Stasiun Gambir dari balik pagar.

Polisi berhenti. Namun remaja tersebut tak mau beranjak. Ia kelelahan. Ia sempat meminta minum kepada tim Republika. Belum sempat ia bernapas, sekitar tujuh orang polisi dengan tameng dan pentungan kembali datang untuk menghajarnya. Beruntung, salah satu polisi buru-buru mengamankan remaja tersebut.

Dari catatan Republika, sedikitnya 10 orang peserta aksi ditangkap usai pembubaran ini. Puluhan sepeda motor yang terparkir di pinggir ruas jalan itu juga hancur. Sebagian hancur karena polisi berupaya merusaknya dengan pentungan dan tendangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement