Jumat 09 Oct 2020 11:06 WIB

Akibat Pandemi, Normalisasi Sungai Hanya Tercapai 35 Persen

Meski dalam kondisi pandemi, pemda masih membangun konstruksi jalan dan irigasi

Rep: eva rianti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah bocah bermain di Perumahan Mustika yang terendam banjir di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (20/5/2020). Banjir akibat luapan sungai Cimanceuri yang terjadi sejak Selasa (19/5) siang tersebut mulai berangsur surut
Foto: ANTARA/fauzan
Sejumlah bocah bermain di Perumahan Mustika yang terendam banjir di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (20/5/2020). Banjir akibat luapan sungai Cimanceuri yang terjadi sejak Selasa (19/5) siang tersebut mulai berangsur surut

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kegiatan peningkatan normalisasi sungai dan bangunan saluran air yang diperbaiki dalam tahun anggaran 2020 di Kabupaten Tangerang hanya 22 kegiatan yang terealisasi atau 35 persen dari 62 kegiatan yang direncanakan. Hal itu terjadi lantaran sebagian anggaran teralihkan untuk penanganan Covid-19. 

"Sebagian kegiatan peningkatan sungai dan saluran air terkena refocusing atau pengurangan anggaran kegiatan untuk penanganan Covid-19," tutur Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Bina Marga dan SDA (DBMSDA) Kabupaten Tangerang, Dedi Sukardi dalam keterangan tertulis yang dikutip Jumat (9/10). 

Kegiatan yang terealisasi tersebut, kata Dedi, diantaranya adalah peningkatan Sungai Cimaneuh, Cisiang, Cipayeun, Cikolear, Ciketapang, Cikait, dan Curanjieun, serta Sungai Cikepuh. Juga pembangunan Sungai Cilongok 1 dan pembangunan tanggul Sungai Ciketapang Mauk. Ada pula peningkatan saluran pembuangan Cibolang, Cikunir 1, Dangdeur, dan Cipangodokan.

Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga SDA Kabupaten Tangerang, Slamet Budhi menambahkan, sebelumnya pihaknya telah melakukan pembangunan sodetan air yang berada di Jalan Raya Pemda atau Jalan Syekh Nawawi. Hal itu dilakukan lantaran setiap curah hujan tinggi akan terjadi genangan yang cukup luas, sehingga pihaknya melakukan kegiatan crossing atau sodetan. 

"Kita sudah buat sodetan yang pertama di depan Bizlink, yang kedua di sebrang dekat dengan Bizzpoint, jadi itu yang kita lakukan penanganan yaitu crossing di beberapa titik dengan pemasangan saluran beton dengan lebar 2 meter sepanjang 78 meter, jadi arah buangan air kita buang ke arah Cihideung yang tembus ke sungai Cimanceuri," ujar Budhi. 

Dia menegaskan, dengan dilakukan upaya penanganan tersebut, menurutnya tidak akan terjadi genangan lagi saat curah hujan cukup tinggi. "Mudah-mudahan ke depan dengan upaya-upaya yang terus kita lakukan ini tidak terjadi genangan yang berakibat terjadinya kerusakan jalan yang ada di jalan Syeh Nawawi atau Jalan Pemda," jelasnya. 

Terkait anggaran, Budhi mengakui adanya kerepotan lantaran pandemi. Sehingga, lanjutnya, dilakukan pengalokasian dari kegiatan pemeliharaan di Dinas Bina Marga Sumber Daya Air. "Karena dengan pandemi Covid-19 ini kita agak repot juga untuk mengalokasikan anggaran secara utuh sehingga kita upayakan, kita lakukan penanganan dari dana pemeliharaan yang ada di dinas," terangnya. 

Selain crossing di dua titik tersebut, lanjut Budhi, dilakukan pula normalisasi di sekitar kawasan tersebut. Dari normalisasi tersebut, anak Sungai Cihideung menjadi tembus ke Sungai Cimanceuri sehingga dapat memperlancar buang air dan tidak terjadi genangan. Upaya tersebut telah rampung dilakukan pada awal September.  "Pekerjaanya telah selesai dikerjakan, sesuai target kita 1,5 bulan pengerjaan tersebut sudah beres pada awal bulan September 2020," terangnya.

Budhi menegaskan, meskipun dalam kondisi Covid-19, pihaknya masih bisa melakukan pembangunan konstruksi, baik di jalan maupin irigasi. "Jadi 2020 ini kegiatan rutin tetap berjalan seperti biasa seperti pemeliharaan jalan, pemeliharaan saluran, pemeliharaan jembatan itu tetap bergulir seperti biasanya jadi tidak stagnan," tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement