REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong para pelaku usaha nahdliyin melakukan digitalisasi dengan mengoptimalkan potensi teknologi digital. Hal ini menurut Ma'ruf, bagian upaya menghadapi situasi yang berubah di masa mendatang pasca pandemi Covid-19.
"Pemerintah mendorong untuk melakukan digitalisasi dengan mengoptimalkan potensi teknologi digital yang akan semakin dominan sebagai Next Industry standard," ujar Ma'ruf dalam sambutannya di peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-9 Himpunan Pengusaha Nahdliyin atau HPN, Jumat (9/10).
Ma'ruf mengingatkan di era digital saat ini yang perlu dikembangkan adalah suatu platform digital yang dapat menghubungkan produsen, pedagang dan konsumen. Untuk pengusaha nahdliyin, peluang ini bisa dimanfaatkan khususnya ke warga NU melalui (NU Connect) yang saat ini sudah memiliki produk barang dan jasa yang sangat bervariasi.
Selain itu untuk lebih melengkapi ekosistem NU-Connect perlu dimanfaatkan keberadaan layanan keuangan digital untuk mempermudah transaksi dalam NU Connect, dan dukungan layanan logistik serta distribusi yang efisien.
"Spirit Nahdlatut Tujjar harus dihadirkan pula dengan sungguh-sungguh, khususnya bagi HPN untuk menghadapi masa sulit akibat pandemi Covid-19 maupun tantangan kompetisi global," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, pengusaha NU harus konsisten dan terus berinovasi mengulang kesuksesan para pendiri NU di masa lalu yang ditunjukkan oleh Hasyim Asy’ary dan KH Wahab Hasbullah yang pada tahun 1918. Keduanya melalui menggalang para saudagar dan pedagang hasil pertanian di sepanjang jalur perdagangan Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya.
Ma'ruf mengatakan, sejarah mencatat, Nahdlatut Tujjar ini adalah salah satu anak tangga bagi kebangkitan ulama melalui Nahdlatul Ulama.
Konsisten itu kata Ma'ruf, dengan menjaga tradisi atau konsep lama yang masih baik dan relevan dengan melakukan transformasi atau mengadopsi hal baru yang lebih baik dan uptodate.
"Konsep ini berlaku universal, tak hanya di bidang dakwah, pendidikan atau sosial budaya, tetapi juga di tataran bisnis. Dan saya menambah paradigma baru melengkapi paradigma yang sudah ada dengan menekankan pentingnya inovasi secara berkelanjutan," kata Ma'ruf.