Jumat 09 Oct 2020 13:10 WIB

Studi: Kopi Bisa Bantu Kurangi Risiko Parkinson

Kafein pada kopi tampak bantu tekan risiko Parkinson.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Kafein pada kopi berpotensi mengurangi risiko penyakit parkinson pada orang yang memiliki mutasi gen yang terkait dengan gangguan gerak (movement disorder).
Foto: Piqsels
Kafein pada kopi berpotensi mengurangi risiko penyakit parkinson pada orang yang memiliki mutasi gen yang terkait dengan gangguan gerak (movement disorder).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian menemukan bahwa kafein dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson pada orang yang memiliki mutasi gen yang terkait dengan gangguan gerak (movement disorder). Penyakit Parkinson adalah penyakit gangguan neurodegeneratif yang paling umum kedua di dunia setelah penyakit Alzheimer.

"Hasil ini menjanjikan dan mendorong penelitian lanjutan yang mengeksplorasi kafein dan terapi terkait kafein untuk mengurangi kemungkinan orang dengan gen ini mengembangkan Parkinson," kata penulis studi Dr Grace Crotty dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

"Mungkin juga kadar kafein dalam darah dapat digunakan sebagai penanda biologis untuk membantu mengidentifikasi orang dengan gen ini yang akan mengembangkan penyakit, dengan asumsi kadar kafein tetap relatif stabil," ujar Crotty seperti dikutip dari Health 24, Jumat (9/10).

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kafein dapat melindungi orang yang tidak memiliki faktor risiko genetik dari Parkinson. Studi baru ini berfokus pada mutasi gen LRRK2 yang meningkatkan risiko Parkinson.

Tidak semua orang dengan mutasi gen ini mengembangkan penyakit Parkinson, jadi para ilmuwan mencoba untuk menentukan faktor genetik atau lingkungan yang berkontribusi. Studi ini membandingkan 188 orang dengan penyakit Parkinson dengan 180 orang non-Parkinson.

Hasilnya, peserta dengan Parkinson memiliki konsentrasi kafein 76 persen lebih rendah dalam darah dibandingkan mereka yang tidak memiliki Parkinson. Di antara peserta non mutasi, mereka yang menderita Parkinson memiliki konsentrasi kafein 31 persen lebih rendah dalam darah dibandingkan yang tidak menderita Parkinson.

Orang dengan Parkinson yang memiliki mutasi gen mengonsumsi 41 persen lebih sedikit kafein sehari daripada orang dengan dan tanpa mutasi gen yang tidak memiliki Parkinson.

Kendati demikian, Crotty mengaku bahwa studi ini masih memiliki kekurangan. Studi ini hanya menilai seseorang pada satu titik waktu, sehingga peneliti tidak memahami efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan kafein terhadap risiko Parkinson atau bagaimana hal itu dapat memengaruhi perkembangan penyakit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement