Jumat 09 Oct 2020 13:28 WIB

DLH DKI Kumpulkan 398 Ton Sampah Sisa Demo

Halte yang rusak, akan disiapkan halte sementara untuk bisa beroperasi secepatnya

Sejumlah petugas membersihkan puing Halte Bus Trans-Jakarta Tosari yang hangus saat kericuhan unjuk rasa menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja di Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Jumat (9/10/2020). Sejumlah fasilitas umum rusak dalam kericuhan yang terjadi Kamis (8/10).
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Sejumlah petugas membersihkan puing Halte Bus Trans-Jakarta Tosari yang hangus saat kericuhan unjuk rasa menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja di Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Jumat (9/10/2020). Sejumlah fasilitas umum rusak dalam kericuhan yang terjadi Kamis (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengumpulkan 398 ton sampah dari sisa aksi massa yang menolakUndang-Undang Cipta Kerja pada Kamis (8/10).

"Sampah itu dari sisa aksi massa di seluruh wilayah Jakarta," kata Kepala DLH DKI Jakarta Andono Warih di Jakarta, Jumat (9/10). Andono menjelaskan volume sampah terbanyak dari sisa demonstrasi itu tersebar di sepanjang Jalan MH Thamrin arah Kota dan Jalan MH Thamrin-Blok M.

Diungkapkan Andono, jumlah sampah pada dua jalur itu banyak karena konsentrasi massa terpusat di wilayah tersebut. "Ini yang paling krusial tapi intinya seluruh wilayah tetap kita jaga kondusivitasnya," tutur Andono.

Humas DLH DKI Jakarta, Yogi menambahkan petugas mengumpulkan segala jenis sampah berupa sisa pembakaran dan puing termasuk material keras seperti batu maupun kaca.

DLH DKI Jakarta mengerahkan 12 unit mobil penyapu jalan otomatis (road sweeper), 12 mobil pickup, 20 unit truk sampah anorganik dan 30 truk sampah typer. Kemudian 1.000 petugas Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP), 1.000 karung dan 500 sapu guna membersihkan sampah sisa aksi rusuh.

Sebelumnya, sekelompok massa berunjuk rasa berujung ricuh saat menolak UU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR RI pada beberapa wilayah di Jakarta, Kamis. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyiapkan anggaran sekitar Rp25 miliar untuk memperbaiki fasilitas umum milik Pemprov DKI Jakarta yang dirusak massa. "DKI yang akan membiayai, tadi sudah diprediksi sudah dihitung kira-kira (butuh) Rp25 miliar," kata Anies.

Imbas dari demonstrasi itu, banyak fasilitas umum yang mengalami kerusakan, termasuk 18 halte Transjakarta yang asetnya dimiliki BUMD PT Transportasi Jakarta, bahkan beberapa di antaranya dibakar oleh massa tak dikenal.

Anies menyebutkan untuk halte-halte yang rusak tersebut, akan disiapkan halte sementara untuk bisa beroperasi secepatnya melayani warga. Berdasarkan data yang didapat dari pihak Transjakarta ada 18 halte yang jadi sasaran amuk massa. Delapan di antaranya dibakar dan 10 lainnya mengalami kerusakan parah.

 

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement