Jumat 09 Oct 2020 14:13 WIB

Korban Keracunan Tasikmalaya Bertambah, Total 171 Orang

Puluhan korban keracunan masih dirawat di puskesmas dan rumah sakit.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Teguh Firmansyah
Puluhan orang dirawat di ruangan sekolah di dekat Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis (8/10). Dilaporkan, ratusan orang mengalami gejala muntah dan diare diduga akibat keracunan.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Puluhan orang dirawat di ruangan sekolah di dekat Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis (8/10). Dilaporkan, ratusan orang mengalami gejala muntah dan diare diduga akibat keracunan.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Korban keracunan massal di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, terus bertambah, Jumat (9/10). Berdasarkan data Dinas Kesehatan, saat ini jumlah korban keracunan massal berjumlah 171 orang.

Kepala Puskesmas Mangkubumi, Arif Prianto mengatakan, total korban yang tercatat hingga 171 orang. Puluhan orang masih dirawat di sejumlah puskesmas dan rumah sakit.  "Masih terus bertambah korbannya. Bukan dari Kelurahan Karikil saja, tapi warga dari kampung lain yang menyantap makanan itu," kata dia, Jumat.

Baca Juga

Ia mengatakan, di puskesmasnya korban keracunan dilokalisir di ruang kelas SDN Puspasari lantaran ruangan yang tersedia terbatas. Di sekolah itu, masih ada 43 orang yang dirawat.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sejumlah pasien dirawat di ruang kelas dengan menggubakan pelbet yang disediakan BPBD Kota Tasikmalaya. Sebagian pasien juga dirawat di tenda darurat yang dipasang pada Kamis (8/10) malam karena ruangan kelas juga telah penuh.

Arif menambahkan, lebih dari 100 pasien telah dipulangkan. Namun, ada juga pasien yang dirujuk ke RSUD dr Soekardjo lantaran kondisinya tak juga membaik. "Yang kita rujuk ada 19 orang, rata-rata balita, ibu hamil, dan lansia," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Ivan Dicksan mengatakan, ikut prihatin dengan adanya kejadian itu. Apalagi, hingga saat ini korban keracunan massal terus bertambah.

Namun, ia telah menginstruksikan ke Dinas Kesehatan menambah personel tenaga kesehatan untuk diperbantukan di Puskesmas Mangkubumi. "Karena harus stand by 24 jam. Kita juga tugaskan BPBD untuk tenda darurat dan Dinsos untuk dapur umum," kata dia.

Ia menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya belum bisa menetapkan keracunan massal itu sebagai kejadian luar biasa (KLB). Namun, lanjut dia, kejadian itu adalah kejadian khusus yang harus mendapatkan penanganan cepat. Ivan juga mengingatkan agar para pasien tak memikirkan masalah biaya berobat. Seluruhnya akan ditanggung Jamkesda.

Lebih dari 100 warga Kampung Cilangge, Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, diduga mengalami keracunan. Warga mengalami gejala mual dan muntah setelah menyantap nasi kuning di hajatan salah satu warga.

Salah seorang korban warga yang anaknya mengalami keracunan massak itu, Uci (35 tahun) mengatakan, awalnya terdapat salah satu warga yang merayakan ulang tahun anaknya. Di acara itu, anak-anak yang hadir dikasih nasi kuning dan snack. "Acaranya itu kemarin sore. Anak saya pulang-pulang bawa nasi kuning," kata dia kepada Republika.co.id di Puskesmas Mangkubumi, Kamis (8/10).

Sesampainya di rumah, nasi kuning itu langsung dimakan oleh anaknya. Karena, anaknya tak habis memakan nasi kuning tersebut, ia pun ikut menyantapnya.

Namun, pada Kamis dini hari anaknya mulai mengalami gejala muntah dan diare. Ia pun ikut merasakannya meski hanya sedikit. "Pagi-pagi, anak saya dibawa ke puskesmas. Sempat pulang tadi, tapi dibawa lagi karena semakin parah," kata dia.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement