Jumat 09 Oct 2020 14:51 WIB

UMKM di Bandung Mampu Lewati Krisis Berkat Gojek

Riset tersebut menunjukkan peran ekosistem ekonomi digital yang membantu UMKM

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Pengemudi ojek daring mencatat belanjaan warga yang dipesan secara daring di Pasar Mitra Tani, jalan Tentara Pelajar, Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Pasar Mitra Tani Bogor milik Kementerian Pertanian yang menyediakan 11 kebutuhan bahan pokok tersebut bekerjasama dengan layanan ojek daring untuk memudahkan warga dalam berbelanja memenuhi kebutuhan sembako di saat wabah pandemi Virus Corona (COVID-19) di Indonesia
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Pengemudi ojek daring mencatat belanjaan warga yang dipesan secara daring di Pasar Mitra Tani, jalan Tentara Pelajar, Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Pasar Mitra Tani Bogor milik Kementerian Pertanian yang menyediakan 11 kebutuhan bahan pokok tersebut bekerjasama dengan layanan ojek daring untuk memudahkan warga dalam berbelanja memenuhi kebutuhan sembako di saat wabah pandemi Virus Corona (COVID-19) di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Keberadaan ekosistem ekonomi digital Gojek dinilai mampu memberikan kontribusi terhadap ketahanan ekonomi Kota Bandung, Jawa Barat, selama pandemi COVID-19. Bahkan, GoFood menjadi peyangga ekonomi bagi mereka yang penghasilannya terdampak pandemi terutama pekerja swasta dan profesional.

Hasil tersebut, diketahui berdasarkan hasil riset terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (singkatnya LD) yang berjudul, "Peran Ekosistem Digital Gojek di Ekonomi Bandung Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19". Penelitian tersebut menyebutkan,  solusi teknologi dan non-teknologi yang ditawarkan platform digital Gojek membantu pelaku UMKM di Bandung, mampu beradaptasi sehingga bisa bertahan di situasi pandemi Covid-19, dan tetap optimis bertumbuh ke depannya. Salah satunya melalui kemudahan migrasi UMKM dari offline  ke online, atau mempercepat UMKM untuk go digital.1 

Peneliti LD, Dr Alfindra Primaldhi, dari riset tersebut menunjukkan pentingnya peran ekosistem ekonomi digital dalam membantu UMKM, khususnya usaha mikro, untuk bertahan di masa pandemi. Kondisi pandemi tentu menguji resiliensi (ketahanan) dan kemampuan adaptasi para pelaku usaha di masa krisis.

Salah satu adaptasi itu, kata dia, adalah adanya perubahan usaha dari yang sebelumnya tradisional menjadi usaha digital. Dari riset ini, tampak pula bahwa para pelaku usaha cukup realistis melihat dampak panjang dari pandemi.

"Akan tetapi mereka juga tetap optimis bahwa dengan berada dalam suatu ekosistem digital, usaha mereka dapat tetap tumbuh kedepannya, dan penghasilan mereka kembali seperti sebelum pandemi," ujar Alfindra dalam keterangan resminya, Jumat (9/10).

Riset LD menunjukkan bagaimana GoFood menjadi penyangga ekonomi di Kota Bandung bagi mereka yang penghasilannya terdampak pandemi terutama pekerja swasta dan profesional. Riset menemukan, kata dia, 73 persen mitra GoFood yang disurvei baru bergabung saat pandemi COVID-19 (sejak Maret 2020). Diantara mitra tersebut, 96 persen adalah pengusaha skala mikro. Lebih lanjut lagi, 43 persen di antara mereka merupakan pengusaha yang pertama kali mulai berbisnis.   

Selain itu, kata dia, riset LD juga menemukan bahwa mayoritas mitra UMKM menganggap mereka mampu beradaptasi di situasi pandemi karena berada di ekosistem Gojek. UMKM yang merasa mampu beradaptasi selama pandemi dengan menjadi mitra adalah 88 persen mitra UMKM GoFood, 97 persen mitra UMKM social seller  pengguna GoSend, dan 89 persen mitra  UMKM GoPay. 

Hal ini dikarenakan mitra menganggap solusi teknologi dan non-teknologi dari Gojek membantu keberlangsungan usaha mereka. Mitra UMKM GoFood merasakan manfaat dari fitur teknologi pengaturan promosi mandiri via aplikasi GoBiz (69 persen) dan periode promosi GoFood (71 persen).

Sementara mitra UMKM social sellers pengguna GoSend, kata dia, sangat merasakan manfaat dari fitur layanan GoSend dalam kota (82 persen) dan layanan GoSend antar-kota (37 persen). Sedangkan, mitra UMKM GoPay merasakan manfaat dari fitur penerimaan pembayaran non-tunai (83 persen) dan aplikasi GoBiz (60 persen). 

Bahkan, kata dia, mayoritas mitra UMKM GoFood akan tetap bermitra dengan Gojek untuk jangka panjang (88 persen), karena mereka merasa dapat bertahan bersama Gojek (88 persen). Sekitar 91 persen mitra juga cenderung optimistis bersama Gojek usaha mereka akan tetap tumbuh, penghasilan kembali seperti sebelumnya, dan dapat mencukupi kebutuhan diri dan keluarga. 

Riset LD juga mengungkapkan 88 persen mitra driver di Kota Bandung mendapatkan bantuan dari Gojek selama masa pandemi COVID-19 dan 88 persen mitra mengapresiasi bantuan tersebut

 Dr Paksi C K Walandou, Wakil Kepala LD melanjutkan di tahun 2019 kontribusi mitra Gojek dari lima layanan (GoRide, GoCar, GoSend, GoFood dan GoPay) ke perekonomian Indonesia mencapai Rp2,9 triliun bila menggunakan metode nilai tambah.

Sementara, dengan menggunakan metode pendapatan domestik regional bruto (PDB), ekosistem digital Gojek nilai produksinya mencapai Rp6,1 triliun atau menggerakkan 1,9 persen PDRB Kota Bandung.  

Di tingkat nasional, sebelum pandemi, mitra Gojek dari lima layanan (GoFood, GoPay, GoSend, GoCar dan GoRide) berkontribusi sebesar Rp104,6 triliun pada ekonomi Indonesia di 2019. Bila menggunakan metode perhitungan pendapatan domestik bruto (PDB), nilai produksi di ekosistem digital Gojek selama tahun 2019 setara dengan 1 persen PDB nasional Indonesia. N Arie Lukihardianti

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement