REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Banyaknya jumlah korban keracunan massal di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, membuat perawatan kepada pasien menimbulkan kerumunan. Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf khawatir kerumunan itu berpotensi memunculkan klaster Covid-19 baru.
Ia mengaku telah menginstruksikan petugas survailans dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya untuk melakukan penelusuran (tracing) kepada para pasien setelah mereka pulang ke rumah. Dengan begitu, dapat dipastikan tak terjadi penularan Covid-19 dalam kejadian keracunan massal.
"Saya minta nanti mereka kalau sudah pulang di-tracing, agar tak jadi klaster di sini," kata dia saat mengunjungi para pasien di Puskesmas Mangkubumi, Jumat (9/10).
Menurut dia, berdasarkan pantauan di lapangan, penanganan kepada para pasien menimbulkan kerumunan. Sebab, pasien yang mengalami keracunan rata-rata berasal satu keluarga. Karena itu, dalam perawatannya mereka saling berdekatan.
"Saya tidak ingin, mereka di sini berkerumun, ada dampak lain. Karena itu, saya minta kalau ini selesai, tracing dilakukan," kata dia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Jumat sore, total korban keracunan massal di Kampung Cilangge, Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, berjumlah 197 orang. Sebanyak 83 orang adalah laki-laki dan 114 perempuan.
Berdasarkan kategori usia, 25 pasien adalah balita, 56 pasien anak-anak, 98 pasien dewasa, dan 18 pasien lansia. Dari total pasien, 119 orang mengalami gejala ringan, 59 orang bergejala sedang, dan 19 orang bergejala berat.
Sebanyak 19 orang yang bergejala berat saat ini masih menjalani perawatan di RSUD dr Soekardjo. Sementara itu, 105 orang telah diperbolehkan pulang. Sisanya, 59 orang dirawat di Puskesmas Mangkubumi, lima orang di Puskesmas Karanganyar, dan sembilan orang dirawat di klinis swasta.