Jumat 09 Oct 2020 15:22 WIB

398 Ton Sampah Sisa Aksi Demonstrasi Terkumpul di Jakarta

Pembersihan dilakukan dengan mengerahkan 74 unit armada dan 1.100 personel.

Rep: Febryan A / Red: Andi Nur Aminah
Aksi ribuan orang mahasiswa, buruh, bahkan pelajar menolak UU Cipta Kerja, menyisakan 398 ton sampah di DKI Jakarta. Foto, sejumlah buruh perempuan yang melakukan aksi demontrasi menolak UU Cipta Kerja (ilustrasi)
Foto: ARDIANSYAH/ANTARA
Aksi ribuan orang mahasiswa, buruh, bahkan pelajar menolak UU Cipta Kerja, menyisakan 398 ton sampah di DKI Jakarta. Foto, sejumlah buruh perempuan yang melakukan aksi demontrasi menolak UU Cipta Kerja (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta telah mengangkut 398 ton sampah usai aksi demonstrasi di ibu kota Kamis (8/10) kemarin. Pembersihan kini masih terus berlangsung.

"Sampai saat ini terkumpul sampah seberat 398 ton. Ada puing, pecahan kaca, dan sampah lainnya sisa dari aksi massa kemarin," kata Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Andono Warih dalam keterangannya, Jumat (9/10).

Baca Juga

Pembersihan, kata dia, dilakukan dengan mengerahkan 74 unit armada dan 1.100 personel di sejumlah tempat berkumpulnya massa kemarin. Turut dikerahkan 12 unit penyapu jalan otomatis (road sweeper), 12 unit pikap, 20 unit truk sampah anorganik, dan 30 unit truk sampah tiper. "Kami juga siapkan 1.000 karung dan 500 sapu," ucapnya.

Andono menambahkan, saat ini petugas masih melakukan pembersihan jalan serta fasilitas umum. "Sekarang kami lakukan gerebek puing di lintasan Transjakarta dari Thamrin sampai dengan Gajah Mada. Kita terus bergerak dan menyisir sampai tuntas," ujarnya.

Demonstrasi menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja berlangsung di sejumlah titik di Ibu Kota sejak Kamis (8/10) siang. Sejak sore hingga malam, massa terkonsentrasi di bilangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Saat menggelar aksi, sejumlah oknum terpantau bertindak anarkistis. Mereka menghancurkan dan membakar fasilitas publik seperti halte Transjakarta dan Pos Polisi Lalu Lintas. Walhasil, semakin banyak sampah yang menumpuk di Jakarta Pusat.

Kepala Suku Dinas LH Jakarta Pusat, Marsigit, mengatakan, hingga Jumat siang, pihaknya baru berhasil membersihkan 22 ton sampah. "Sampah dampak demo kemarin sebagian besar sampah puing bekas kebakaran halte Transjakarta dan sampah bekas bakaran sepeda," ucapnya.

Sigit mengatakan, 22 ton sampah itu diangkut dari empat halte Transjakarta yang sudah hancur. Yakni, Halte Transjakarta Sarinah, Halte Bundaran HI, Halte Tosari, dan Halte Transjakarta di depan Grand Indonesia.

Adapun sampah di sekitaran Simpang Lima Senen, Sigit mengatakan, belum dibersihkan jajarannya. Sebab, masih terlalu berbahaya untuk membersihkan kawasan itu. "Di Simpang Lima Senen yang bioskop grand kan terbakar, nah itu kita belum hitung. Puing-puing bekas kebakarannya masih di dalam lokasi gedung, anggota kita belum berani untuk masuk," ujarnya.

Gedung Bioskop Lama Grand Theater di Simpang Lima Senen, Pasar Senen, memang hangus terbakar pada Kamis malam sekitar pukul 22.00 WIB hingga Jumat pukul 02.30 WIB. Api yang menjalar turut menghanguskan 20 ruko.

Sebelum kebakaran terjadi, di titik itu massa bentrok dengan polisi. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Pusat menduga api berasal dari aksi bakar-bakar yang dilakukan massa saat bentrok.

Simpang Lima Senen kondisinya memang hancur lebur. Selain gedung bioskop dan puluhan ruko, Halte Transjakarta Senen juga hancur dirusak. Satu pos polisi hangus dibakar. Ditambah dengan terbakarnya dua alat berat proyek.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement