Jumat 09 Oct 2020 15:45 WIB

Mahasiswa UMM Menang Lomba Tahfidz Nasional

Ahmad mulai hafalan Alquran sejak di bangku SD, SMP dan SMA di pesantren

Rep: wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Universias Muhammadiyah Malang (UMM), Ahmad Muhyiddin Ramadhani berhasil menjadi juara III Lomba Tahfidz Al Quran Juz 26-30 Tingkat Nasional Avicenna Medical Competition 2020. Kegiatan Perlombaan Kreasi Islam (PERISAI) dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (UNISBA) ini diadakan pada September lalu.
Foto: istimewa
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Universias Muhammadiyah Malang (UMM), Ahmad Muhyiddin Ramadhani berhasil menjadi juara III Lomba Tahfidz Al Quran Juz 26-30 Tingkat Nasional Avicenna Medical Competition 2020. Kegiatan Perlombaan Kreasi Islam (PERISAI) dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (UNISBA) ini diadakan pada September lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Universias Muhammadiyah Malang (UMM), Ahmad Muhyiddin Ramadhani berhasil menjadi juara III Lomba Tahfidz Al Quran Juz 26-30 Tingkat Nasional Avicenna Medical Competition 2020. Kegiatan Perlombaan Kreasi Islam (PERISAI) dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (UNISBA) ini diadakan pada September lalu.

Tekad Ahmad untuk merampungkan hafalan 30 juz Alqurannya selama kuliah tak diragukan. Sebelumnya, Ahmad sudah beberapa kali mengikuti kompetisi tahfidz Alquran untuk mengasah kemampuan tahfidznya. Motivasinya, ingin mempersembahkan mahkota cahaya untuk kedua orangtuanya, bermanfaat untuk orang lain dan Alquran sebagai safa’at di akhirat.

Ahmad mulai hafalan Alquran sejak di bangku SD hingga saat ini. Sejak SMP sampai SMA, dia mondok di pesantren boarding school. Awalnya, Ahmad ikut lomba muraja’ah Alquran untuk mengetahui kemampuan hafalanny saat liburan perkuliahan. Dia hanya ingin mengisi waktu kosong dan produktif.  "Insya Allah dalam masa perkuliahan target saya bisa menyelesaikan kuliah dan hafalan Alquran 30 Juz," katanya  Jumat (9/10).

Ahmad mengaku tidak memiliki metode khusus dalam menghafal. Bagi Ahmad, menghafal Alquran hanya sekali dalam seumur hidup. Akan tetapi muraja’ah (mengulang menghafalan) itu harus seumur hidup. 

Saat SD sampai SMA, metode hafalan yang digunakan Ahmad berbeda, yakni mempunyai target per hari. Lalu memasuki masa kuliah, Ahmad masih muraja’ah hafalan yang pernah dihafalkannya sebanyak 15 Juz. Metodenya diulang hingga hafal satu ayat kemudian lanjut ayat berikutnya. 

"Jika sudah hafal ayat berikutnya, diulangi lagi dari ayat yang pertama. Dihafalkan agar hafalan cepat lancar. Untuk berapa kali dihafalkan, tidak ada batasan karena setiap ayat punya tingkat kecepatan menghafal,” ungkap pria kelahiran Januari 1998 ini.

Selain Ahmad, mahasiswa UMM lainnya juga mendapat gelar membanggakan.  Mahasiswa angkatan 2017, M Dodik Prastiyo menjadi juara III di kategori Lomba Karya Tulis Ilmiah Alquran yang bertemakan “Problematika Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Berdasarkan Prespektif Islam”. Di dalam makalahnya, Dodik mengusung gagasan sapa kemenlu atau Satuan Aksi Pelayanan Kesehatan Mental Keluarga. Gagasan sapa kemenlu merupakan implementasi pesan yang telah diisyaratkan Alquran tentang kesehatan mental. Hal ini dijelaskan dalam surat Al Maidah [5] : 2 dan Al Hujurat [49]: 10 dan 13. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement