Jumat 09 Oct 2020 16:10 WIB

Diadang KKSB, Satu Anggota Tim TGPF Jadi Korban

TGPF Intan Jaya terdiri dari 30 orang dari berbagai unsur.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ditandu menaiki pesawat saat evakuasi di Intan Jaya, Papua. (ilustrasi)
Foto: HUMAS POLDA PAPUA/ANTARA FOTO
Korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ditandu menaiki pesawat saat evakuasi di Intan Jaya, Papua. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) dikabarkan melakukan pengadangan terhadap rombongan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya. Dari kejadian itu, terdapat satu orang tim investigasi lapangan dan satu anggota militer terkena tembakan.

"Info sementara benar terjadi pengadangan oleh KKSB setelah melaksanakan olah TKP di Hitadipa menuju Sugapa. Korban satu militer dan satu tim investigasi, kronologis kejadian menyusul," kata Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kol Czi Gusti Nyoman Suriastawa, saat dikonfirmasi, Jumat (9/10).

TGPF Intan Jaya tiba di Papua pada Rabu (7/10) pagi. Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto, menjamin objektivitas tim yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat tersebut.

"(Saya) menjamin obyektivitas tim yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat," ujar Benny dalam keterangan pers yang Republika terima, Rabu (7/10).

Tim yang dibentuk oleh Menko Pokhukam itu tiba dalam dua rombongan. Rombongan pertama tiba di bandara Mozes Kilangin Timika, Papua, yang terdekat dengan lokasi Intan Jaya, Papua. Rombongan kedua tiba di Jayapura, Papua, dalam waktu yang hampir bersamaan.

Kedua rombongan tim yang dipimpin Benny Mamoto dan beranggotakan unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh kampus ini akan langsung bekerja. Mereka akan melakukan pertemuan dan wawancara dengan para saksi dan sejumlah tokoh netral yang sudah diagendakan sebelumnya.

"TGPF Intan Jaya ini akan bekerja semaksimal mungkin untuk membuat terang kasus ini, supaya bisa memberikan laporan dan rekomendasi yang tepat kepada pemerintah," jelas dia.

Dalam menjalankan aktivitasnya, tim akan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Benny Mamoto dan rombongan akan bekerja selama dua pekan terhitung sejak pembentukannya pada tanggal 1 Oktober lalu.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengatakan, TGPF Intan Jaya terdiri dari 30 orang dari berbagai unsur. Menurut dia, unsur-unsur itu dilibatkan untuk mencari kebenaran yang objektif.

“Tim terdiri dari instansi-instansi terkait, tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh kampus. Mereka akan bekerja mencari data, fakta, dan informasi, kita akan mencari kebenaran yang objektif, dan solusi apa yang harus dilakukan oleh pemerintah,” ujar Mahfud usai rapat perdana dengan TGPF Intan Jaya di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (5/10).

Mahfud menjelaskan, TGPF hanya akan bekerja untuk kasus yang diperkirakan terjadi pada 16/17-19 September 2020 saja dan bukan pro justisia karena proses hukum tetap berjalan diluar dan pelakunya segera dibawa ke pengadilan. Tim ini akan mencari hal lain di luar itu untuk kemudian menghasilkan rekomendasi dan langkah apa yang harus dilakukan pemerintah agar rakyat tenang.

"Tim terdiri dari unsur yang berbeda-beda. Tidak hanya dari birokrat, tapi juga tokoh Gereja, tokoh adat, tokoh kampus, tokoh masyarakat, dan juga BIN yang bisa memberi informasi. Ini semua agar mendapatkan hasil yang objektif," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement