REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengundang menteri luar negeri Azerbaijan dan Armenia ke Moskow untuk melakukan pembicaraan damai pada Jumat. Putin mengeluarkan seruan agar pertempuran dihentikan.
"Presiden Rusia mengeluarkan seruan untuk menghentikan pertempuran di Nagorno-Karabakh atas dasar kemanusiaan untuk menukar jenazah dan tahanan," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.
Disebut dalam pernyataan itu bahwa Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan menengahi pembicaraan damai. Pernyataan itu juga menyebut bahwa Putin telah mengadakan serangkaian pembicaraan telepon dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.
Hubungan antara dua bekas republik Soviet telah tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Bentrokan baru meletus pada 27 September. Namun seruan internasional untuk menghentikan pertempuran tidak digubris. Armenia melanjutkan serangannya terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan.
OSCE Minsk Group, diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS, dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai atas konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata, bagaimanapun, disepakati pada 1994.
Turki telah mengutuk pendudukan Armenia dan bersumpah untuk mendukung Azerbaijan. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan Turki harus terlibat dalam proses untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun itu.