REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- FBI menggagalkan plot untuk menculik dan menggulingkan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer. Dia diduga adalah seorang politisi dari Partai Demokrat.
Para pejabat mengatakan rencana penculikan itu melibatkan enam pria. Mereka adalah Adam Fox, Barry Croft, Kaleb Franks, Daniel Harris, Brandon Casert, dan Ty Garbin. Kediaman Garbin di taman trailer digerebek pihak berwenang pada Rabu (7/10).
Selain mereka, ada tujuh orang lainnya yang turut ditangkap. Mereka adalah Paul Bellar, Shawn Fix, Eric Molitor, Michael Null, William Null, Pete Musico dan Joseph Morrison. Ketujuh orang tersebut merencanakan penyerbuan terhadap gedung parlemen negara bagian, kemudian menyandera, termasuk Whitmer.
Mereka disebut telah menyiapkan 200-an orang untuk melancarkan aksinya. Hal tersebut rencananya dilakukan sebelum pemilihan presiden pada 3 November.
Menurut beberapa pejabat, jika rencana itu gagal, mereka berniat menyerang Whitmer di kediamannya. Ketujuh orang itu menghadapi dakwaan terorisme dan pelanggaran terkait geng di pengadilan negara sehubungan dengan dugaan plot penculikan.
Menurut FBI tujuh tersangka yang ditangkap biasa mengadakan pelatihan senjata di beberapa negara bagian. Terkadang mereka pun berusaha membuat bom.
Motif para tersangka merencanakan penculikan dan penyerangan adalah pembalasan. Mereka mengkritik dan memprotes langkah-langkah pembatasan yang diambil negara bagian untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dalam sebuah video, seorang tersangka mengecam peran negara bagian dalam memutuskan kapan akan membuka kembali pusat kebugaran.
Dalam konferensi pers pada Kamis (8/10), Whitmer mengaitkan plot penculikan dan penggulingan terhadapnya dengan retorika Presiden AS Donald Trump. Menurut dia, selama beberapa bulan terakhir, Trump telah memicu ketidakpercayaan, mengobarkan kemarahan, dan memberikan kenyamanan kepada mereka yang menyebarkan ketakutan, kebencian serta perpecahan.
Dia secara pribadi menekankan tidak akan membiarkan orang-orang semacam itu. "Kebencian, kefanatikan dan kekerasan tidak memiliki tempat di Michigan," ujar Whitmer dalam sebuah pernyataan, dikutip laman BBC.
Pada April lalu Trump menyiratkan dukungan untuk para pengunjuk rasa di Michigan dengan mencicitkan kata "Liberate Michigan" di akun Twitter pribadinya. Sebulan kemudian, pengunjuk rasa bersenjata yang menentang karantina wilayah menyerbu gedung parlemen negara bagian.