REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pertempuran antara pasukan Azerbaijan dan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh kembali pecah pada Jumat. Pertempuran terjadi jelang persiapan pembicaraan menteri luar negeri kedua belah pihak yang difasilitasi oleh Rusia.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyebut bahwa terjadi bentrokan sengit dengan pasukan etnis Armenia sepanjang malam kemarin. Namun belum ada detail mengenai pertempuran terbaru itu.
Kantor Berita RIA, mengutip Kementerian Luar Negeri Rusia, menulis bahwa Azerbaijan dan Armenia telah menerima tawaran pembicaraan bersama setelah Pemerintah Rusia mengundang keduanya datang ke Moskow.
"Pemerintah Azerbaijan dan Armenia telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam pembicaraan di Moskow. Persiapan secara aktif tengah dilakukan," kata Juru Bicara Kementerian, Maria Zakharova.
Jika kedua menteri luar negeri pihak berkonflik itu bertemu, maka akan menjadi kontak langsung pertama kali antara kedua negara eks Uni Soviet tersebut sejak dimulainya pertempuran senjata pada 27 September lalu.
Hingga saat ini, lebih dari 400 orang tewas dalam pertempuran di dalam dan di sekitar Nagorno-Karabakh, area kantong pegunungan yang secara hukum internasional dimiliki oleh Azerbaijan, namun ditinggali dan diperintah oleh etnis Armenia.
Pertempuran masih terus berlanjut, kendati telah ada seruan perdamaian yang disampaikan bersama oleh Amerika Serikat, Prancis, dan Rusia.
Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov pada Kamis (8/10) setuju untuk menghadiri pertemuan bersama tiga kekuatan dunia itu di Jenewa, Swiss. Namun belum ada keterangan lebih lanjut mengenai pertemuan tersebut.
Sementara Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan tidak menghadiri pertemuan di Jenewa, tetapi dijadwalkan bertemu para pejabat Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat di Moskow pada Senin (12/10).