Sabtu 10 Oct 2020 03:34 WIB

'Padusi' Hadirkan 3 Legenda Perempuan Ranah Minang

Pentas drama tari Padusi akan tayang pada 10 dan 11 Oktober di Youtube IndonesiaKaya.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Program NontonTeaterDiRumahAja kembali hadir menghibur penikmat seni dengan pementasan menarik bertajuk Padusi.
Foto: Indonesia Kaya
Program NontonTeaterDiRumahAja kembali hadir menghibur penikmat seni dengan pementasan menarik bertajuk Padusi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Program #NontonTeaterDiRumahAja kembali hadir menghibur penikmat seni dengan pementasan menarik bertajuk “Padusi.” Pertunjukan yang melibatkan 50 penari dan musisi itu, menampilkan tiga legenda perempuan dari Ranah Minang yang menginspirasi.

“Percintaan, kesetiaan, dan juga harga diri adalah topik dan tema cerita yang ditampilkan dalam lakon "Padusi" ini,” kata penari dan koreografer asal Sumatra Barat (Sumbar), Tom Ibnur, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (9/10).

Baca Juga

Lakon Padusi yang ditayangkan pada 10 dan 11 Oktober pukul 15.00 WIB di www.indonesiakaya.com dan kanal Youtube IndonesiaKaya itu merupakan rekaman pementasan yang diselenggarakan pada 11 dan 12 Mei 2013 di Teater Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Tom menjelaskan, kisah tiga legenda perempuan dari Ranah Minang digambarkan dengan seni drama dan tari.

Tidak hanya soal kisah cinta, “Padusi” juga mengangkat cerita sejarah yang sangat kental di kalangan masyarakat Minang. Tom berharap, legenda drama tari (Legendra) yang ditayangkan kembali dalam kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja itu dapat menghibur dan mengisi akhir pekan dengan pertunjukan yang kental dengan unsur budaya.

Dalam Legendra “Padusi”, Tom menggandeng dua nama yang dikenal selalu menghasilkan karya berkualitas, yakni Rama Soeprapto sebagai sutradara dan Nia Dinata sebagai penulis naskah. Tak hanya itu, pertunjukan itu dimeriahkan oleh Sha Ine Febriyanti, Jajang C. Noer, Niniek L. Karim, Arswendy Nasution, dan Marissa Anita.

Pertunjukannya menceritakan tentang sosok perempuan urban Jakarta bernama Padusi. Setelah bercerai dari suaminya, Padusi yang tak dikaruniai anak dari pernikahannya itu merasa bahwa ini saat yang tepat baginya menjelajahi tanah kelahiran nenek moyangnya.

Apalagi, selama hampir 10 tahun terakhir, Padusi belum bisa merasakan kebahagiaan yang hakiki. Dia menjalani hidup berdasarkan keinginan orang tua dan mantan suaminya semata.

Bagi Sha Ine Febriyanti yang memerankan tiga tokoh sekaligus, penayangan ulang “Padusi” melepas kerinduannya pada seluruh pihak yang terlibat dalam pertunjukan itu.

“Kami harap, karya yang menggambarkan tentang kekuatan tiga wanita, tiga kehidupan, dalam satu budaya ini dapat menginspirasi dan menambah wawasan para penikmat seni di rumah,” ujar Sha Ine.

Terdapat tiga cerita budaya yang memberi inspirasi Padusi, saat dia pulang ke tanah leluhurnya. Cerita pertama adalah seorang bidadari bernama Puti Bungsu yang terpaksa menjadi manusia biasa dan menikah di Bumi.

Kedua, kisah Siti Jamilah, yakni cerminan seorang perempuan yang kecewa kepada suaminya yang telah menikah lagi dengan wanita lain, sehingga ia memutuskan membunuh anak dan dirinya sendiri. Ketiga, kisah tentang seorang perempuan bernama Sabai nan Aluih yang menuntut keadilan, karena akan dipersunting secara paksa dengan seorang datuk tua bangka, Rajo nan Panjang.

“Penampilan para pemain dan seluruh kru panggung yang luar biasa, ditambah sajian multimedia indah dalam pertunjukan ‘Padusi’ ini dapat membuat para penikmat seni di rumah terhanyut dengan kisah yang disajikan,” kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian.

Dia berharap sajian-sajian inspiratif dan edukatif di tiap akhir pekan dalam program #NontonTeaterDiRumahAja dapat menjadi angin segar di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan diterima baik penikmat seni. Selain mengajak para penikmat seni untuk #NontonTeaterDiRumahAja, Indonesia Kaya bekerja sama dengan Happy Salma, Butet Kartaredjasa, dan Ratna Riantiarno sebagai para seniman pertunjukan panggung mengajak penikmat seni ikut memberikan dukungan untuk pekerja seni panggung budaya.

Musibah Covid-19 yang terjadi membuat banyak acara seni, khususnya seni pertunjukan panggung mengalami pembatalan. Hal itu memberikan dampak keras bagi ribuan pekerja seni di Indonesia yang menjadikan seni panggung sebagai sumber penghasilan utama mereka.

“Melalui kitabisa.com, kami ingin mengajak masyarakat mendukung para pekerja seni panggung budaya yang kehilangan mata pencahariannya di saat yang kurang baik ini,” ujar Renitasari.

Bantuan akan diberikan dalam bentuk dana ke para pekerja seni. Harapannya, bantuan itu dapat meringankan beban para pekerja seni, sehingga mereka dapat berkarya lagi di kemudian hari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement