Sabtu 10 Oct 2020 10:38 WIB

Anak TK tak Perlu Dipaksa Belajar Calistung

Kak Seto menyebut TK adalah tempat bermain dan bersosialisasi persiapan masuk SD.

Bukan belajar calistung, pada tingkatan TK, anak-anak hanya perlu dibiasakan untuk bersosialisasi, mengenal konsep kerja sama dengan teman, sopan-santun, dan saling menghormati.
Foto: Republika.co.id
Bukan belajar calistung, pada tingkatan TK, anak-anak hanya perlu dibiasakan untuk bersosialisasi, mengenal konsep kerja sama dengan teman, sopan-santun, dan saling menghormati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seto Mulyadi mengatakan bahwa selama pandemi anak tidak perlu dipaksa untuk mengikuti kurikulum pendidikan, terlebih pada anak-anak TK. Psikolog yang akrab disapa Kak Seto itu mengatakan, banyak orang tua yang memaksakan anak yang masih berusia dini untuk bisa membaca, menulis, dan menghitung (calistung), padahal untuk tingkatan TK anak-anak hanya diwajibkan untuk bermain.

"TK itu betul-betul tempat bermain bukan sekolah, sekolah adalah sekolah dasar. Dari zaman menterinya Pak Fuad Hasan, itu sudah ditegaskan bahwa masuk SD tidak ada persyaratan bisa calistung. TK adalah tempat bermain dan bersosialisasi persiapan masuk SD," ujar Kak Seto dalam bincang-bincang "Parents Talk Dompet Dhuafa", Jumat.

Baca Juga

Pada tingkatan TK, anak-anak hanya dibiasakan untuk bersosialisasi, mengenal konsep kerja sama dengan teman, sopan-santun, dan saling menghormati. Menurut Kak Seto, jika hal tersebut bisa didapatkan di rumah, anak tidak perlu masuk pada pendidikan TK secara formal.

"Jadi kalau anak di rumah sudah senang, teman-temannya sudah banyak tetangganya kiri-kanan mungkin saudaranya juga banyak, sudah bisa bersosialisasi dan bekerja sama, itu saja sudah cukup. Jadi kompetensi di SD itu, semester 1 anak cukup menghitung sampai 20. Semester 2 sampai 100," kata Kak Seto.

Kak Seto juga memohon kepada para orangtua agar tidak memaksakan tahap perkembangan anak. Sebabm hal tersebut akan mengganggu perkembangan jiwanya.

"Jadi mohon hak anak untuk belajar sesuai dengan tahap perkembangan jiwanya dihargai, tidak ada paksaan. Jadi jangan sampai dia dipamerkan sudah bisa ini-itu. Ini bukan demi anak tapi kadang demi kebanggaan para orang tua," ujar Kak Seto.

Orang tua, menurut Kak Seto, sebaiknya tak hanya mengupayakan agar anaknya kreatif dan cerdas semata. Kebahagiaan anak juga harus diperhatikan.

"Jadi jangan sampai ada kekerasan atas nama pendidikan karena itu justru akan kontraproduktif dan hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan bersama," tutur Kak Seto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement