REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Harry dan istrinya Meghan akan bekerja sama dengan aktivis Malala Yousafzai untuk membahas tantangan yang dihadapi anak perempuan dalam mengakses pendidikan di tengah pandemi virus corona. Obrolan ketiganya direncanakan berlangsung dalam sebuah video.
Laman Channel News Asia mengabarkan, percakapan Harry dan Meghan dengan juru kampanye pendidikan berusia 23 tahun itu akan dirilis di saluran Youtube dan situs web Malala Fund pada Ahad (11/10). Pembicaraan itu juga menandai Hari Anak Perempuan Internasional.
Obrolan dalam video itu juga membahas bagaimana dampak pandemi sangat tidak proporsional, khususnya pada akses perempuan muda ke pendidikan. Penelitian Malala Fund mengindikasikan akan ada 20 juta anak perempuan usia sekolah menengah yang tidak bisa kembali ke sekolah kelak ketika krisis pandemi ini selesai.
Malala yang selamat dari tembakan di kepala setelah menjadi target terkait kampanye pendidikan anak perempuan di Pakistan, juga mendapat hadiah Nobel Perdamaian termuda pada 2014. Dia lulus dengan gelar di bidang filsafat, politik, dan ekonomi dari Oxford University pada Juni.
Meghan sekarang tinggal di Kalifornia bersama Harry untuk mencari kemerdekaan finansial dari monarki Inggris. Ia telah berkampanye tentang pendidikan untuk anak perempuan selama beberapa waktu.
Dia juga telah berbicara tentang kesetaraan gender di berbagai foru, termasuk Konferensi Wanita PBB pada 2015. Pada 2011, Perserikatan Bangsa-Bangsa mendeklarasikan 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional, untuk mempromosikan hak-hak perempuan dan mengatasi tantangan yang dihadapi perempuan di seluruh dunia.