REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Japan’s Maritime Self-defense Force melakukan latihan antikapal selam di Laut China Selatan pada Jumat (9/10). Tiga kapal, termasuk sebuah kapal induk helikopter dan sebuah kapal selam dikerahkan dalam latihan tersebut.
Kementerian Pertahanan Jepang mengungkapkan, tujuan latihan itu “untuk meningkatkan kemampuan taktis mereka”. Namun tak dijelaskan secara terperinci perihal apa saja yang dilakukan dalam latihan tersebut.
Kapal-kapal yang terlibat dalam latihan itu akan berhenti di Cam Ranh Bay di Vietnam selama akhir pekan untuk mengisi kembali suplai. Surat kabar Global Times yang disokong Pemerintah Cina mengomentari latihan militer Jepang di Laut China Selatan.
Menurut Global Times kegiatan militer yang sering dilakukan di Laut Cina Selatan tidak kondusif bagi keamanan dan stabilitas wilayah tersebut. Pemerintah Cina pun menentang keras kegiatan semacam itu.
Cina mengeklaim sekitar 90 persen atau 1,3 juta mil persegi wilayah Laut China Selatan sebagai teritorialnya. Klaim itu didasarkan pada garis putus-putus atau garis demarkasi berbentuk "U" yang diterbitkan pada 1947. Klaim itu ditentang sejumlah negara ASEAN, seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Amerika Serikat pun menolak klaim Cina karena menganggap Laut China Selatan sebagai wilayah perairan internasional.
Sebagai wujud penentangan, Washington kerap menggelar operasi kebebasan navigasi di wilayah Laut Cina Selatan. Hal itu memicu ketegangan antara China dan AS.