REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Sardjono Jhony Tjitrokusumo memperkirakan, layanan Transjakarta akan pulih kembali sebelum akhir 2020. Pihaknya sedang melakukan pembenahan di halte-halte yang rusak akibat aksi penolakan UU Cipta Kerja yang berakhir ricuh.
"Transjakarta tetap mengupayakan agar semua masyarakat tetap bisa terlayani mobilitasnya terutama kebutuhan dalam hal transportasi untuk kegiatan sehari-hari," ujar Sardjono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/10).
Layanan Transjakarta sejak Jumat (9/10) sebenarnya sudah beroperasi dengan penyesuaian. Hal itu disebabkan banyaknya halte-halte yang mengalami kerusakan parah seperti Halte Bundaran HI dan Halte Tosari.
Ada empat kategori kerusakan halte yang telah didata oleh Transjakarta. Untuk halte dengan kerusakan minimum dipastikan bus tetap dapat melintas dan melayani penumpang. Untuk halte-halte dengan kerusakan ringan seperti kaca pecah hingga dicoret-coret diharapkan dapat selesai ditangani dalam waktu dua hari.
Menurut Sardjono, Transjakarta langsung berbenah untuk melakukan pembersihan terhadap halte-halte terdampak. Dimulai dari membersihkan pecahan puing-puing kaca dan puing sisa kebakaran serta mengecat ulang halte.
Dalam hal ini Transjakarta dibantu oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta seperti Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Dinas Bina Marga, dan PPSU. Bahkan serikat pekerja yang merupakan Insan Transjakarta pun turut andil dalam pembersihan ringan yang diharapkan bisa rampung dalam dua hari ini.
Selanjutnya untuk halte dengan kerusakan sedang hingga berat, pihaknya akan memperbaiki halte-halte itu dalam waktu tiga hingga empat pekan ke depan. Halte dengan kerusakan parah seperti Halte Tosari dan Halte Bundaran HI yang dibakar massa diperkirakan selesai diperbaiki dalam jangka waktu satu sampai bulan.
Transjakarta terus mengimbau kepada pelanggan untuk tetap di rumah saja apabila tidak ada hal mendesak. "Apabila meninggalkan rumah karena terpaksa maka Selalu terapkan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dan selalu menjaga kesehatan," kata Sardjono.
Pada Kamis (8/10) aksi penolakan UU Cipta Kerja (UUCK) berakhir ricuh di Jakarta dan berakibat pada banyak fasilitas umum rusak. Fasilitas umum yang paling banyak kerusakan adalah halte milik Transjakarta dengan total 46 halte dan kerugian mencapai Rp 65 miliar.