Sabtu 10 Oct 2020 21:32 WIB

Polisi Rusia Pertama Kali Tangkap Demonstran

Polisi di kota Rusia timur, Khabarovsk, menahan beberapa lusin pengunjuk rasa

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Polisi di kota Rusia timur, Khabarovsk, menahan beberapa lusin pengunjuk rasa pada Sabtu (10/10). Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Pavel Golovkin
Polisi di kota Rusia timur, Khabarovsk, menahan beberapa lusin pengunjuk rasa pada Sabtu (10/10). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Polisi di kota Rusia timur, Khabarovsk, menahan beberapa lusin pengunjuk rasa pada Sabtu (10/10). Ini menjadi tindakan keras pertama sejak unjuk rasa menentang penangkapan gubernur provinsi dimulai tiga bulan lalu.

Gubernur Khabarovsk, Sergei Furgal, ditangkap pada 9 Juli karena dicurigai terlibat dalam pembunuhan dan dibawa ke penjara di Moskow. Mantan pengusaha ini membantah tuduhan tersebut dan menurut para pendukungnya penangkapan itu merupakan balas dendam dari para pesaingnya.

Baca Juga

Polisi tidak turun tangan saat ribuan pengunjuk rasa berbaris di seluruh kota pada Sabtu. Kemudian petugas menahan sekitar 30 demonstran ketika mereka mendirikan tenda di alun-alun pusat Khabarovsk.

Bagi pihak berwenang Rusia, perkemahan semacam itu adalah pengingat akan protes besar-besaran yang menggulingkan mantan pemimpin Ukraina di Moskow pada 2014. Kremlin menanggapinya dengan mencaplok Krimea Ukraina dan mendukung pemberontakan di timur Ukraina.

Saat malam tiba, beberapa ratus pengunjuk rasa kembali berkumpul di alun-alun pusat Khabarovsk. Polisi memperingatkan mereka bahwa demonstrasi tidak diizinkan dan mereka dapat dibubarkan tetapi tidak segera membubarkan demonstrasi.

Sejak penangkapan Furgal, ribuan demonstran secara teratur berunjuk rasa di kota berpenduduk 600 ribu di dekat perbatasan dengan China, dengan protes memuncak setiap akhir pekan. Mereka memprotes pemenjaraan Furgal dan menuntut agar persidangannya diadakan di Khabarovsk.

Protes tersebut merupakan tantangan berat bagi pemerintah Rusia, yang biasanya tidak ragu-ragu untuk membubarkan demonstrasi yang tidak disetujui. Keengganan pihak berwenang untuk menggunakan kekerasan tampaknya mencerminkan kekhawatiran yang memprovokasi ketidakpuasan yang lebih luas serta harapan bahwa demonstrasi pada akhirnya surut dengan sendirinya.

Namun demonstrasi reguler di Khabarovsk terus berlanjut. Para peserta semakin mengadopsi agenda yang lebih luas yang menantang pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement