Ahad 11 Oct 2020 10:56 WIB

Meski Pandemi, Lokasi Kuliner di Sukabumi Terus Tumbuh

Lokasi kuliner di Sukabumi terus bermunculan khususnya di sekitar lokasi wisata.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana peresmian Kafe Aya Aya Wae. Lokasi kuliner di Sukabumi terus bermunculan meski di tengah pandemi dengan kehadiran cafe di sekitar kawasan wisata Situgunung, Sukabumi, Sabtu (11/10).
Foto: Riga Nurul Iman/Republika
Suasana peresmian Kafe Aya Aya Wae. Lokasi kuliner di Sukabumi terus bermunculan meski di tengah pandemi dengan kehadiran cafe di sekitar kawasan wisata Situgunung, Sukabumi, Sabtu (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Usaha kuliner di Sukabumi, Jawa Barat terus bergerak bangkit dari dampak pandemi Covid-19. Bahkan meskipun di tengah masa sulit lokasi kuliner di wilayah tersebut terus bermunculan khususnya di sekitar lokasi wisata.

Salah satunya ditunjukkan dengan kehadiran usaha kuliner Cafe Aya Aya Wae yang lokasinya berdekatan dengan kawasan wisata Situgunung, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Sepertu diketahui di Situgunung terdapat jembatan gantung terpanjang di Asia yang jadi daya tarik wisata bagi pengunjung.

Baca Juga

"Alhamdulillah bisa membuka lapangan usaha bagi warga di tengah pandemi," ujar pemilik dari Cafe Aya Aya Wae H Dadang Kuswandi kepada wartawan, Ahad (11/10). Lokasi usaha kulinernya tersebut baru diresmikan pada Sabtu (10/10) lalu.

Dadang mengatakan, meskipun di tengah masa sulit namun sektor usah harus bangkit kembali. Di mana dengan niatan baik membuka lapangan usaha ia berharap ada pengunjung ke lokasi kulinernya.

Di tempatnya berjualan ditawarkan pula makanan khas tradisional sunda seperti bajigur, bandrek, dan surabi. Selain itu makanan Eropa baik makanan berat dan ringan juga tersedia menjadi pilihan bagi warga.

Menurut Dadang, cafe tersebut buka sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 yakni dari pagi hingga malam hari di akhir pekan dan pada hari biasa buka pada siang hari. Selain itu dengan menerapkan protokol kesehatan yakni pengunjung memakai masker, menjaga jarak, dan disediakan tempat cuci tangan. "Di sini (Situgunung, Red) tempat strategis di dekat lokasi wisata dan bisa jadi tempat transit," kata Dadang. 

Lokasi usahanya juga memberikan ruang kreatif bagi pelaku seni musik untuk menampilkan hasil karyanya di tengah masa pandemi. Salah seorang pengunjung yang juga pelaku musik dari Sukabumi Rock Loud (SRL) Hadi Hendarsyah menyambut positif kehadiran Cafe Aya Aya Wae. "Meski terdampak pandemi, namun pelaku usaha kuliner tetap bertahan dan membuka lapangan usaha," kata dia.

Hadi mengatakan, pelaku seni musik juga diberikan ruang untuk menampilkan pertunjukkan di sana. Hal ini menjadi secercah harapan karena di masa pandemi pelaku seni musik mengalami dampak yang cukup berat.

Meskipun dalam bermain musik tetap dibatasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga pertunjukkan musik tetap aman dam terhindar dari penyebaran Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement