REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan, pemerintahannya sedang berbicara dengan Jepang, Korea Selatan (Korsel), Singapura dan negara-negara Pasifik Selatan. Australia ingin membuka kembali perbatasan mereka.
Demi mencegah penyebaran Covid-19 Australia sudah menutup perbatasan mereka sejak bulan Maret lalu. Kin,i mereka ingin membangkitkan kembali pariwisata yang mati untuk membantu mengeluarkan negara itu dari resesi pertama mereka sejak tiga puluh tahun yang lalu.
Australia memang berhasil menahan laju penyebaran di sejumlah wilayah. Namun, Negara Bagian Victoria mengalami gelombang kedua wabah. Peraturan pembatasan sosial di ibu kota Victoria, yakni Melbourne masih diberlakukan dengan ketat.
Namun sejak awal bulan Agustus lalu jumlah kasus infeksi kian menurun. Morrison mengatakan ia sudah berbicara dengan kepala negara Jepang, Korsel dan sejumlah negara lain. Sementara Menteri Luar Negeri Marise Payne menggelar pembicaraan di Singapura.
"Ada segelintir negara yang garis terdepan kesehatannya tampil baik, Australia dan negara-negara itu salah satu dari sejumlah negara yang telah mencapai kesuksesan," kata Morrison dalam pidato yang disiarkan televisi, mengutip reuters, Ahad (11/10).
"Namun kami harus sangat berhati-hati, sangat, sangat berhati-hati, Covid-19 belum ke mana-mana, masih ada di sini, tidak kurang agresif dibandingkan enam bulan yang lalu," tambahnya.
Australia melaporkan 19 kasus infeksi baru, dua belas diantaranya terjadi di Victoria. Mereka melaporkan satu kasus kematian, sehingga total kematian Covid-19 di Negeri Kanguru menjadi 898.
Mulai Jumat (16/10) warga Selandia Baru dapat mengunjungi beberapa negara bagian Australia tanpa harus menjalani karantina mandiri. Seperti ke South Wales, Canberra dan Northern Territory.
Langkah melonggarkan karantina wilayah ketat di Victoria akan dilakukan. Pemerintah negara bagian itu mengatakan sedang mempersiapkan untuk mengizinkan toko-toko di Melbourne dibuka kembali. Bila dalam dua pekan angka kasus infeksi rata-rata di bawah lima maka mulai 19 Oktober warga akan bebas bergerak lagi. Makan di restoran akan diperbolehkan.
Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews mengatakan hampir tidak mungkin meraih target tersebut. Sebab rata-rata angka infeksi harian dalam dua pekan masih 9.3. Ia menambahkan, akan tetap melonggarkan sejumlah peraturan.
"Tidak akan sebesar langkah yang kami harapkan tapi akan cukup signifikan, dan akan membuat kami bergerak lebih bebas," katanya.