REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kematian seseorang yang kita kasihi dari mulai pasangan, anak, orang tua, anggota keluarga sampai sahabat merupakan peristiwa yang tidak diinginkan setiap orang. Tidak jarang orang-orang meratap dan bersedih hebat hingga menyakiti tubuh karena kehilangan ini.
Kendati demikian, kematian merupakan suatu kepastian yang dipandu Allah dan Rasul-Nya tentang cara menghadapinya. Berikut adalah panduan Islam dalam menyikapi kematian orang terkasih:
Istirja dan memperbanyak doa
Segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah, entah itu harta, kedudukan, orang terkasih bahkan diri kita adalah makhluk Allah ta'ala. Maka kehilangan semua itu adalah karena kehendak-Nya yang harus kita hadapi dengan keikhlasan dan memperbanyak doa.
Perkataaan dan doa yang dianjurkan Allah dan Rasul-Nya saat ditimpa musibah berupa kehilangan adalah Istirja (Innaalillah wainnaailahi raajiun) dan doa "Allahumma ajirni fii musibatii wa akhlif lii khairan minhaa."
Rasulallah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ آجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ وَخَلَفَ عَلَيْهَا خَيْرًا مِنْهَا
Artinya: "Tidak ada seorang hambah (muslim ) yang tertimpa musibah lalu ia membaca "Innaalillah wainnaailahi raajiun, Allahumma ajirni fii musibatii wa akhlif lii khairan minhaa" (sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya kita kembali. Ya Allah selamatkanlah aku dari musibahku dan beri ganti aku yang lebih baik). Kecuali Allah akan menyelamatkannya dari musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik." (HR. Bukhari)
Dalam sebuah hadist qudsi, Allah bahkan menyebut akan memberikan balasan surga bagi orang yang bersabar atas kehilangan seseorang yang dicintai.
"Allah ta'ala berfirman, tiada balasan yang akan kuberikan kepasa hamba-Ku yang beriman yang nyawa kekasihnya di dunia Aku cabu, lalu dia menerimanya dengan hati ikhlas kecuali dengan balasan surga." (HR. Muslim).