REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Teguh Tri meminta masyarakat Surabaya dan sekitarnya mewaspadai cuaca ekstrim yang biasa terjadi saat memasuki masa pancaroba. Pancaroba, lanjut Teguh, merupakan masa peralihan yang ditandai oleh kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Untuk Surabaya dan Sidoarjo di bulan Oktober ini masih dalam masa peralihan atau pancaroba artinya menuju ke awal musim penghujan. Bisa saja puting beliung, hujan lebat disertai petir atau kilat dan hujan es. Serta dampak yang ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor dan pohon tumbang," ujarnya dikonfirmasi Ahad (11/10).
Teguh mengimbau masyarakat mulai memperbaiki atap rumah, saluran air, memeriksa pepohonan yang ada di sekitar. Kewaspadaan tersebut, kata dia, berkaitan dengan potensi cuaca ekstrem yang bisa tiba-tiba melanda. Seperti angin kencang hingga hujan lebat. Maka sangat penting melakukan antisipasi. "Jangan lupa membersihkan sampah yang menghambat laju air," ujar Teguh.
Selain itu, Teguh juga mengimbau masyarakat memewaspadai gangguan kesehatan dengan menjaga ketahanan tubuh. Kemudian menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari demam berdarah. "Selalu ikuti perkembangan informasi di media sosial dan website resmi BMKG," kata dia.
Dosen Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Dwi Handayani memberikan tips menjaga badan tetap prima di tengah cuaca pancaroba. Pertama pasokan makanan harus terjaga dengan asupan gizi seimbang, yakni karbohidrat, lemak, dan protein. Selain itu, pasokan vitamin dan mineral juga menurutnya harus mencukupi. "Jika dirasa kurang dapat mengonsumsi multivitamin," kata dia.
Dia juga menyarankan minum air putih yang cukup. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk istirahat yang cukup, serta olahraga rutin.
Memasuki musim penghujan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama jajarannya menggalakkan kerja bakti pembersihan sejumlah saluran air dan perantingan pohon. Risma memberikan arahan kepada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) dan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) untuk mengeruk sampah di sungai-sungai di Kota Pahlawan. Alat berat serta dump truk pun diterjunkan.