Senin 12 Oct 2020 04:03 WIB

Korsel Mulai Buka Hiburan Malam dan Gelanggang Olah Raga

Korsel membuka pembatasan sosial karena angka kasus Covid-19 terus menurun

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Lebih sedikit bus dari biasanya beroperasi di dekat Stasiun Seoul di Seoul, Korea Selatan, 31 Agustus 2020. Kota ini mulai menghentikan layanan bus larut malam sebesar 20 persen pada hari itu sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus korona baru.
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Lebih sedikit bus dari biasanya beroperasi di dekat Stasiun Seoul di Seoul, Korea Selatan, 31 Agustus 2020. Kota ini mulai menghentikan layanan bus larut malam sebesar 20 persen pada hari itu sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus korona baru.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) mulai melonggarkan peraturan pembatasan sosial virus corona karena angka kasus infeksi di negara itu terus menurun dalam beberapa pekan terakhir. Korsel akan membuka fasilitas hiburan malam dan gelanggang olah raga.

Angka kasus harian virus corona yang sebagian besar dua digit dalam dua pekan terakhir turun. Pada bulan Agustus lalu, Korsel sempat mengumumkan 440 kasus ketika terjadi wabah di gereja dan pawai politik. Hal itu membuat pemerintah melarang pertemuan publik dan menutup sejumlah industri. Korsel akan membuka kembali tempat-tempat hiburan malam dan bar-bar karaoke.

Baca Juga

Dengan batasan tertentu masyarakat juga akan diizinkan menonton pertandingan olahraga lagi seperti seperti pertandingan Korea Baseball Organization League dengan syarat mematuhi protokol kesehatan.

Pemerintah Korsel mengatakan sejumlah peraturan yang ketat masih diberlakukan di wilayah Seoul yang padat penduduk dan penuh dengan venue, termasuk pertemuan keagamaan dan bisnis model door-to-door.

"Kami akan memperlambat level pembatasan sosial skala nasional tapi menjaga pengendalian faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti industri penjualan door-to-door," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun, Ahad (11/10).

"Banyak warga yang merasa lelah dengan lamanya peraturan pembatasan sosial dan kami juga mempertimbangkan dampak negatifnya terhadap ekonomi," kata Chung.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KCDC) melaporkan 58 kasus baru pada Sabut (10/10) lalu sehingga total kasus infeksi di Negeri Ginseng menjadi 432.

Sebanyak 46 kasus baru terjadi karena penularan di dalam negeri. Sebagian besar di antaranya di wilayah metropolitian Seoul, di mana klaster-klaster kecil di gereja, perusahaan bisnis door-to-door dan institusi medis terus bermunculan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement