Ahad 11 Oct 2020 20:54 WIB

BNPB Minta Masyarakat Pahami Protokol Kesehatan Saat Bencana

BNPB minta masyarakat pahami protokol kesehatan saat bencana untuk cegah Covid

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Bayu Hermawan
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan.
Foto: Dok BNPB
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, fenomena La Nina yang dihadapi Indonesia saat ini berpotensi menimbulkan bahaya hidrometeorologi. Untuk mengantisipasi ancaman bencana di tengah pandemi saat ini, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan meminta agar pemerintah di daerah rawan bencana bersiapsiaga.

Selain menyiapkan tempat evakuasi sementara yang aman, ia mengingatkan agar pemerintah daerah memastikan masyarakat setempat telah memahami pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Sehingga tempat evakuasi tak menjadi kluster baru penularan Covid-19.

Baca Juga

"Jangan sampai tempat evakuasi menjadi kluster baru Covid-19," kata Lilik, dikutip dari siaran resmi BNPB, Ahad (11/10).

Lebih lanjut, informasi terkait kebencanaan di daerah rawan bencana juga harus disampaikan dan disosialisasikan dengan baik, salah satunya yakni dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh warga setempat. Sehingga informasi yang disampaikan justru tak menakut-nakuti masyarakat.

"Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti," ujarnya.

Tak hanya itu, pemerintah daerah juga dapat melakukan simulasi bencana secara mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah disusun. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, sejumlah provinsi yang telah memasuki musim hujan perlu mewaspadai terjadinya hujan di atas normal. Ia menyampaikan, dampak intensitas curah hujan di atas normal yang dipengaruhi fenomena La Nina tidak sama di setiap wilayah. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement