REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, fenomena La Nina yang dihadapi Indonesia saat ini berpotensi menimbulkan bahaya hidrometeorologi. Untuk mengantisipasi ancaman bencana di tengah pandemi saat ini, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan meminta agar pemerintah di daerah rawan bencana bersiapsiaga.
Selain menyiapkan tempat evakuasi sementara yang aman, ia mengingatkan agar pemerintah daerah memastikan masyarakat setempat telah memahami pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Sehingga tempat evakuasi tak menjadi kluster baru penularan Covid-19.
"Jangan sampai tempat evakuasi menjadi kluster baru Covid-19," kata Lilik, dikutip dari siaran resmi BNPB, Ahad (11/10).
Lebih lanjut, informasi terkait kebencanaan di daerah rawan bencana juga harus disampaikan dan disosialisasikan dengan baik, salah satunya yakni dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh warga setempat. Sehingga informasi yang disampaikan justru tak menakut-nakuti masyarakat.
"Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti," ujarnya.
Tak hanya itu, pemerintah daerah juga dapat melakukan simulasi bencana secara mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah disusun. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, sejumlah provinsi yang telah memasuki musim hujan perlu mewaspadai terjadinya hujan di atas normal. Ia menyampaikan, dampak intensitas curah hujan di atas normal yang dipengaruhi fenomena La Nina tidak sama di setiap wilayah.