Senin 12 Oct 2020 00:14 WIB

Wayang Suket Jadi Warisan Budaya tak Benda

Penetapan wayang suket jadi warisan budaya tak benda jadi kebanggaan Purbalingga

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Pengunjung melihat wayang suket, ilustrasi
Foto: ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA
Pengunjung melihat wayang suket, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Wayang suket atau wayang yang terbuat dari rumput, resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Hal itu ditetapkan oleh tim WBTB melalui konfirmasi secara virtual dengan jajaran pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga, Kamis (8/10) lalu.

''Ini menjadi satu kebanggaan bagi Kabupaten Purbalingga dan juga seniman wayang suket, Badriyanto, selaku pewaris wayang suket di Purbalingga,'' kata Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga, Rien Anggraeni saat dihubungi, Sabtu (10/10).

Baca Juga

Dengan penetapan itu, dia berharap, makin banyak warga yang menggeluti kerajinan wayang suket sehingga tidak punah. ''Perajin seni wayang suket dan juga dinas terkait wajib melestarikan dan perlu adanya pengembangan agar wayang suket jangan sampai punah atau mati,'' katanya.

Rien menjelaskan, bila seni wayang suket sampai punah maka Surat Keputusan ditetapkannya Wayang Suket sebagai WBTB bisa dicabut. Dia menyebutkan, sebelumnya Dinas Dikbud Purbalingga mengajukan tiga jenis produk khas Purbalingga yang diajukan sebagai WBTB. Selain wayang suket, Pemkab juga mengajukan makanan kas nopia dan soto kriyik. ''Namun untuk soto kriyik dan nopia, belum bisa lolos karena masih ada kekurangan terkait dengan makna budayanya,'' katanya.

Menurutnya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar agar satu produk bisa diusulkan sebagai WBTB. Syarat itu antara lain, harus diproduksi selama minimal 50 tahun, mengalami regenerasi minimal dua generasi, dan menjadi ciri khas suatu daerah.

Pada 2021, kata Rien, Pemkab Purbalingga akan kembali mengajukan nopia dan soto kriyik sebagai WBTB yang akan dilengkapi dengan naskah dan ketentuannya. Selain itu, ada pula Seni Krumpyung yang juga akan diajukan sebagai WBTB. ''Saat ini, seni krumpyung masih ada dan dimainkan warga Desa Langgar Kecamatan Kejobong dan warga Desa Tajug dan Desa Rajawana Kecamatan Karangmoncol,'' katanya.

Dihubungi secara terpisah, Badriyanto selaku pengrajin wayang suket Purbalingga merasa senang karena wayang suket Purbalingga bisa menjadi WBTB Tingkat Nasional Tahun 2020. Dia mengaku, hal itu akan menjadi amanah bagi dirinya agar bisa melahirkan perajin-perajin wayang suket di Purbalingga agar tidak punah. ''Saya berencana untuk membuat sanggar bagi warga yang ingin belajar membuat wayang suket,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement