REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan upaya mencegah banjir dan longsor berulang membutuhkan peran masyarakat dalam bergotong-royong membersihkan lingkungannya. "Kita semua butuh dukungan masyarakat bersama-sama melakukan perbaikan, koreksi, pencegahan, penanggulangan dan pengendalian banjir," kata Ahmad Riza Patria (Ariza) di Jakarta, Ahad (11/10).
Ariza menyebutkan, posisi Jakarta 40 persen di bawah rata-rata permukaan laut. Hal itu membuat Jakarta menjadi wilayah rawan bencana, ada rob, banjir bandang, banjir kiriman dan banjir akibat debit hujan curah hujan tinggi.
Menurut dia, setiap tahun di Jakarta mengalami peningkatan curah hujan. Karena itu, program pencegahan dilakukan secara bersama-sama untuk meminimalisasi banjir tahunan yang datang ke Jakarta.
Ariza mengajak masyarakat Jakarta bergotong-royong membersihkan lingkungan tempat tinggalnya, termasuk membuat sumur resapan dan biopori. "Kami minta masyarakat tidak membuang sampah, ikut membersihkan di lingkungan masing-masing di got dan saluran air, kita juga ada program membangun 300 ribu sumur resapan atau biopori," ujarnya.
Terkait pencegahan banjir di Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memiliki program pengendalian banjir seperti induk 52, gerebek lumpur, dan pengerukan 13 sungai serta waduk, setu dan juga embung. "Sebagaimana arahan Pak Gubernur, ada program membuat sodetan untuk bisa mengalirkan air, kami juga ada program membangun tanggul, program menambah pompa-pompa air, kami pastikan musim hujan nanti semua pompa berfungsi baik," kata Ariza.
Longsor dan banjir di Jalan Damai, RT 04/RW 02 Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan, menewaskan seorang warga dan dua orang lainnya terluka pada Sabtu malam. Banjir akibat tertutupnya aliran Anak Kali Setu karena longsor tembok pembatas kali di perumahan Melati Residen telah menggenangi sedikitnya 300 rumah warga di sembilan RT. Sekitar 500 warga terpaksa mengungsi dan empat rumah rusak.