REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang hidup Rasulullah SAW saat menjadi Nabi dan memimpin Islam, tak terkira puluhan perang dihadapi. Tak jarang, usai memenangkan peperangan Nabi dan sahabat membawa pulang tawanan perang.
Meski mereka merupakan lawan dan musuh bagi umat Muslim, namun tawanan tersebut tidak pernah diperlakukan dengan buruk. Islam merupakan agama yang menghindari praktek kekerasan terhadap tawanan perang. Islam tidak pernah menyetujui praktek-praktek yang melanggar hukum.
Dalam buku Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Ibnu Katsir, sikap baik Rasulullah terhadap para tawanan tidak jarang menyebabkan mereka akhirnya memeluk Islam. Salah satunya yang memeluk Islam adalah Tsumamah bin Atsal. Ia merupakan seorang pemimpin Bani Hanifah. Suatu hari, ia datang ke Madinah dengan tujuan ingin membunuh Rasulullah. Namun sayang, gelagatnya tercium oleh para sahabat dan akhirnya dia ditawan.
Rasulullah yang mengetahui hal itu kemudian menyuruh sahabat untuk memberinya makan. Makanan tidak hanya diberikan sekali, tapi berkali-kali. Tentu saja keadaan ini membuat para sahabat kebingungan.
Bagaimana mungkin seseorang yang hendak membunuh Rasulullah, malah diberi makan, diperlakukan dengan penuh hormat, serta dimaafkan. Tsumamah kemudian dilepaskan setelah beberapa hari ditawan. Menariknya, setelah dilepaskan Tsumamah kembali kepada Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam.