Senin 12 Oct 2020 08:18 WIB

DKI Izinkan Mobil Pribadi Terisi Penuh untuk Satu Domisili

Bagi penumpang berdomisili berbeda, hanya diizinkan terisi dua orang per baris.

Pemprov DKI Jakarta mengizinkan mobil pribadi terisi penuh 100 persen saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pada 12-25 Oktober 2020 dengan syarat semua penumpang tinggal di satu domisili. [Ilustrasi kendaraan melintas di jalan di Jakarta]
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pemprov DKI Jakarta mengizinkan mobil pribadi terisi penuh 100 persen saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pada 12-25 Oktober 2020 dengan syarat semua penumpang tinggal di satu domisili. [Ilustrasi kendaraan melintas di jalan di Jakarta]

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta mengizinkan mobil pribadi terisi penuh 100 persen saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pada 12-25 Oktober 2020. Dengan catatan, semua penumpang tinggal satu domisili.

Dalam data yang didapatkan dari Pemprov DKI Jakarta, Ahad (11/10), untuk aturan jumlah muatan kendaraan mobil saat PSBB transisi, diwajibkan hanya terisi dua orang per baris bagi penumpang berdomisili berbeda. Setiap orang di dalam mobil tersebut diwajibkan untuk memakai masker dan pemilik kendaraan diwajibkan untuk melakukan disinfeksi kendaraan setelah digunakan.

Baca Juga

Untuk kendaraan motor, pengendara dan penumpangnya diwajibkan untuk memakai masker. Pemilik kendaraan motor yang digunakan untuk ojek diwajibkan untuk melakukan disinfeksi kendaraan dan atribut setelah digunakan.

Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 101 Tahun 2020 dan Surat Keputusan Kepala Dinas terkait.

Sementara untuk angkutan umum dan transportasi massal, pembatasan kapasitas dan operasional diharuskan mengikuti pengaturan yang dibuat oleh Dinas Perhubungan (Dishub) atau Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement