REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Ankara saat ini sedang membangun berbagai drone yang lebih besar dan lebih kecil yang akan memenuhi banyak peran berbeda untuk militer Turki. Drone yang lebih kecil kemungkinan akan terbukti mematikan dalam pertempuran jarak dekat.
Drone ringan seberat 15 pon bernama Kargu-2 dirancang untuk beroperasi dalam kawanan 20 orang, yang dapat membanjiri dan menghancurkan target mereka. Militer Turki akan memperoleh 500 Kargu-2 dalam waktu dekat.
Operator dapat menarik drone kecil ini jika mereka tidak dapat menemukan target untuk digunakan di lain waktu. Selain itu, mereka dapat dilengkapi dengan tiga jenis hulu ledak. Ketiganya yakni hulu ledak fragmentasi ledakan tinggi dasar, hulu ledak bermuatan berbentuk, dan hulu ledak termometrik untuk serangan terhadap target musuh di ruang tertutup.
"Dengan campuran opsi hulu ledak yang berbeda yang saat ini tersedia untuk Kargu, sekelompok drone mungkin dapat melakukan serangan yang lebih kompleks," kata analis militer Joseph Trevithick dikutip dari Forbes belum lama ini.
Seperti amunisi berkeliaran canggih lainnya, Kargu-2 dapat beroperasi secara mandiri menggunakan algoritma komputer, tetap mengudara selama 30 menit, dan mencapai kecepatan hingga 90 mil per jam. Drone tersebut dilaporkan juga akan memiliki teknologi pengenalan wajah sehingga berpotensi efektif untuk menemukan, mengidentifikasi, dan kemudian membunuh individu terpilih secara independen.
Turki telah menargetkan anggota senior dari kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) menggunakan drone dengan keberhasilan yang signifikan sejak 2018 ketika pertama kali menunjukkan kemampuan ini. Kargu-2, terutama yang beroperasi dalam gerombolan, bisa membuat kampanye pembunuhan ini semakin mematikan.
Ini mengingat kemampuan drone tersebut untuk mencari anggota PKK individu di benteng pegunungan mereka di Kurdistan Irak dan bahkan berpotensi di dalam gua.
Bersamaan dengan Kargu-2, Turki juga mengembangkan amunisi kecil dan super ringan yang disebut Alpagu. Drone ini dapat dibawa dan dioperasikan oleh satu tentara di medan perang atau beberapa dapat dilakukan dengan beberapa peluncur yang terpasang pada kendaraan lapis baja.
"Alpagu dibedakan oleh strukturnya yang ringan, kecepatan menyelam, penampang radar yang rendah, dan kemampuannya untuk menunjukkan kerusakan pada target penting dan bernilai tinggi," klaim sebuah laporan di pers yang dikelola pemerintah Turki.
Alpagu diharapkan mulai beroperasi di militer Turki pada akhir tahun 2020. Pabrikannya sudah mengantisipasi pengembangan penerus yang lebih cepat dengan jangkauan yang lebih jauh.
Sejumlah drone yang akan datang ini dengan tepat menunjukkan bagaimana kemampuan Turki di bidang ini tumbuh semakin canggih. Turki menghadirkan ancaman yang semakin besar bagi berbagai musuhnya.