Senin 12 Oct 2020 11:58 WIB

BNPB: 4,5 juta Warga Mengungsi Akibat Bencana di Indonesia

Pada Januari-9 Oktober 2020, 302 orang meninggal dunia dan 25 orang hilang.

Red: Ratna Puspita
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar 4,5 juta masyarakat terpaksa mengungsi akibat bencana alam di Indonesia selama Januari hingga 9 Oktober 2020. [Ilustrasi banjir bandang menyebabkan warga mengungsi]
Foto: Republika/Thoudy Badai
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar 4,5 juta masyarakat terpaksa mengungsi akibat bencana alam di Indonesia selama Januari hingga 9 Oktober 2020. [Ilustrasi banjir bandang menyebabkan warga mengungsi]

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar 4,5 juta masyarakat terpaksa mengungsi akibat bencana alam di Indonesia selama Januari hingga 9 Oktober 2020. "Sebanyak 302 saudara kita meninggal dunia dan 25 orang hilang," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan pada kegiatan virtual peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang dipantau di Jakarta, Senin (12/10).

Indonesia sejak dahulu, sekarang, dan yang akan datang dihadapkan dengan berbagai bencana. Bahkan, saat ini ancaman bencana tersebut semakin besar dan dampaknya juga akan meluas. Hal itu juga terkait dengan pemanasan global dan pengaruh perubahan iklim. Pada saat yang sama, Indonesia dan negara-negara lain saat ini juga masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19.

Baca Juga

Hingga 11 Oktober 2020, ujar Lilik, jumlah masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 yakni 333.449 orang, sembuh 255.029 orang, dan meninggal 11.844 orang. Dengan banyak bencana alam maupun nonalam yang terjadi di Indonesia bahkan trennya semakin meningkat setiap tahun, dibutuhkan sejumlah upaya oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Pada peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2020, BNPB menghadirkan empat kepala daerah yang dinilai cukup berhasil dalam mengatasi bencana di daerah masing-masing. "Saya yakin sudah berbuat banyak untuk ketangguhan daerah dalam pengurangan risiko bencana," katanya.

Sebanyak empat kepala daerah tersebut, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, dan Bupati Magelang Zaenal Arifin. Lilik berharap, paparan yang disampaikan empat kepala daerah terkait dengan ketangguhan daerah dalam pengurangan risiko bencana dapat menjadi contoh pula bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

"Tujuannya agar daerah lain menjadi kuat dan tangguh. Hal itu tentunya berimbas pada upaya kita dalam melindungi masyarakat," ujar dia.

Secara umum, peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang diselenggarakan setiap tahun memiliki tujuan agar semua lapisan masyarakat saling belajar dan bekerja sama, sebab bencana alam tidak mengenal batas administrasi suatu wilayah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement