Senin 12 Oct 2020 14:42 WIB

2 Miliar Orang Diprediksi Hilang Pekerjaan di 2030

Era disrupsi menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Robot. Ilustrasi
Foto: DigitalTrends
Robot. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Yogyakarta, Edy Suandi Hamid memprediksi, sekitar dua miliar pegawai di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan pada 2030. Hal ini dikarenakan jatuhnya perusahaan akibat dampak dari era disrupsi.

"Ini bad news-nya. Berita baiknya, akan ada pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak dikenal 10-20 tahun yang lalu," kata Edy dalam sidang terbuka dalam rangka wisuda ke-56 dan 57 UWM, Senin (12/10).

Baca Juga

Edy menyebut, paradigma perguruan tinggi harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Peningkatan kesadaran teknologi digital, katanya, merupakan suatu hal yang harus dilakukan dalam menghadapi era disrupsi.

Untuk itu, hal terpenting yang harus dilakukan perguruan tinggi yakni membentuk mahasiswa dan generasi milenial yang berkarakter. Sehingga, mahasiswa dan generasi milenial mampu memanfaatkan peluang dan mengakses pekerjaan-pekerjaan baru yang belum dikenal sebelumnya.

"Ini menjadi tantangan bagi seluruh civitas akademik UWM. Cara pengajaran harus relevan dengan konteksnya dan mengembangkan cara berpikir kreatif dan inovatif, meningkatkan literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia," ujarnya.

Selain itu, jiwa pengusaha (entrepreneurship) juga harus terus dikembangkan kedepannya. Sebab, kata Edy, salah satu indikator negara maju yakni banyaknya pengusaha.

Sementara, Edy menuturkan, jumlah pengusaha di Indonesia sendiri masih sangat sedikit, jika dibandingkan dengan negara tetangga. Seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina.

"Untuk itu, penting juga dimiliki dan harus dipersiapkan bagi generasi saat ini hingga masa yang akan datang yaitu jiwa dan kemampuan entrepreneur. Apapun jenis pekerjaan yang dilakukan, harus disertai dengan jiwa kewirausahaan, yaitu melawan, tangguh, kreatif, serta inovatif," jelasnya.

Pihaknya mengaku akan terus mengembangkan program-program soft skill kepada mahasiswa dan civitas akademik UWM. Caranya dengan mengoptimalkan seluruh ruang dan tempat yang ada untuk proses pembelajaran bersama sebagai bekal menghadapi perubahan dan tantangan zaman.

"Beberapa waktu lalu UWM membuka program studi baru kewirausahaan yang menyiapkan lulusannya menjadi entrepreneur yang tangguh di masa yang akan datang," kata Edy.

Dalam acara wisuda yang digelar pada 12 Oktober ini diikuti oleh 426 wisudawan. Wisuda digelar secara daring dan luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Wisuda bukan purna tugas dari kita semua untuk berhenti belajar, namun sebaliknya. Ilmu yang sudah anda dapatkan di kampus ini akan dilanjutkan untuk digunakan membantu masyarakat, dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang semakin kompleks ke depan," kata Edy.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement