Senin 12 Oct 2020 14:53 WIB

Dokter WHO Minta Setop Lockdown, Ini Tanggapan Kemenkes

Penerapan PSBB masih dibutuhkan di Indonesia untuk mencegah penularan Covid-19.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang juga Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjawab pertanyaan saat wawancara di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang juga Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjawab pertanyaan saat wawancara di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tak berencana mengubah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Tanah Air dalam waktu dekat ini. Baru-baru ini dokter WHO tak lagi menganjurkan penerapan lockdown atau penguncian di dunia.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto menyatakan sekarang bukan waktunya mendebatkan kebijakan yang sudah diputuskan pemerintah. Menurutnya, saat ini lebih penting agar masyarakat menerapkannya secara maksimal.

Baca Juga

"Sekarang bukan saatnya mendebatkan kebijakan, tapi implementasi kebijakan. Kita sejak awal tidak memilih lockdown," kata pria yang akrab disapa Yuri itu pada Republika.co.id, Senin (12/10).

Yuri menyampaikan penerapan PSBB masih dibutuhkan di Indonesia untuk mencegah penularan Covid-19. "Salah besar (mencabut PSBB). Justru tepat wajib pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan batasi aktivitas," sebut Yuri.

Yuri menekankan faktor pembawa Covid-19 ialah manusia. Sehingga menurutnya yang harus dilakukan ialah disiplin menjalankan protokol kesehatan sekaligus membatasi kegiatan. "PSBB adalah langkah membatasi dan merupakan penguatan disiplin protokol kesehatan," ujar Yuri.

Sebelumnya, WHO menyarankan adanya lockdown untuk cegah penyebaran virus corona. Selama tujuh bulan ini penguncian telah digunakan untuk mengendalikan virus corona di seluruh dunia. Namun baru-baru ini David Nabarro selaku dokter dari WHO menyerukan para pemimpin dunia berhenti menggunakan penguncian sebagai metode pengendalian utama negara dan ekonomi dari virus corona. Nabarro mengklaim satu-satunya yang dicapai dari penguncian ini adalah kemiskinan walau menyebutkan potensi nyawa yang diselamatkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement