REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur melanjutkan proyek sodetan Kali Sunter sepanjang 23 meter menuju Waduk Tiu, Pondok Ranggon. Hal ini untuk mengantisipasi luapan air saat musim hujan.
"Saat ini proses pengerjaan masih di tahap pembuatan persimpangan (crossing) dari Kali Sunter menuju ke Waduk TIU sepanjang 23 meter, dengan dimensi 120 meter," kata Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Timur, Santo, di Jakarta, Senin (12/10).
Proyek tersebut merupakan kegiatan lanjutan dari sodetan Kali Sunter sepanjang 100 meter dengan lebar dua meter yang telah diselesaikan pada akhir September 2020. Proyek sodetan tahap pertama, kata Santo, telah terbukti mengurangi dampak banjir yang kerap merendam permukiman warga di sekitar bantaran sungai kawasan Cipinang Melayu.
Sebanyak 1.428 kepala keluarga (KK) di wilayah Cipinang Melayu, Jakarta Timur, bebas dari banjir dalam dua kali peristiwa peningkatan tinggi muka air (TMA) hulu Kali Sunter. Kejadian berlangsung pada Sabtu (3/10) dengan TMA berkisar 190 sentimeter dan Ahad (4/10) berkisar 300 sentimeter dari kondisi wajar 150 sentimeter. Kali Sunter tidak meluap.
Akan tetapi saat hujan deras pada Sabtu (10/10), muncul genangan di RW 04 dan RW 05 Cipinang Melayu dengan ketinggian berkisar 30-60 sentimeter. "Ternyata sodetan menuju Waduk Tiu belum sempurna dan masih ada yang harus kita selesaikan dan hari ini kita langsung kerjakan," kata Wali Kota Jakarta Timur M Anwar saat meninjau Waduk Tiu, Ahad (11/10).
Anwar mengatakan sodetan tahap dua Waduk Tiu ditargetkan rampung pengerjaannya selama sepekan ke depan. Kegiatan itu melibatkan 13 personel SDA dengan menutup sementara jalan menuju waduk agar alat berat bisa masuk.
Waduk Tiu di Kampung Kramat, Kelurahan Setu, Cipayung, adalah area resapan air yang dibuat Pemprov DKI di atas lahan seluas 20 hektare. Waduk Tiu berada di bagian hulu Kali Sunter yang didesain menggunakan pintu air agar debit yang turun ke hilir bisa dikendalikan.