Selasa 13 Oct 2020 03:16 WIB

Studi Sebut Corona Bertahan Lebih Lama di Benda-Benda Ini

irus cenderung bertahan lebih lama pada permukaan yang tidak berpori.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
 Virus mematikan (ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Virus mematikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti di CSIRO, badan sains nasional Australia telah menemukan bahwa virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit COVID-19 dapat bertahan hingga 28 hari di permukaan benda-benda umum. Termasuk diantaranya sepeti yang kertas, kaca, layar ponsel, dan baja tahan karat.

Studi yang dilakukan di Pusat Australia untuk Kesiapsiagaan Penyakit (ACDP) di Geelong, menemukan bahwa SARS-CoV-2 bertahan lebih lama pada suhu yang lebih rendah. Virus juga cenderung bertahan lebih lama pada permukaan yang tidak berpori atau halus seperti kaca, baja tahan karat, dan vinil, dibanding yang berpori seperti kapas.

Baca Juga

Dilansir Medical Express/ kepala eksekutif CSIRO, Larry Marshall mengatakan penelitian ketahanan permukaan dilakukan di atas sejumlah studi COVID-19 lainnya. Ia menuturkan bahwa menentukan berapa lama virus benar-benar bertahan di permukaan memungkinkan prediksi tentang virus corona jenis baru dapat lebih akurat dan membantu mengurangi penyebarannya.

“Dengan ini, perlindungan lebih baik untuk semua orang dapat diberikan. Bersama-sama, kami berharap rangkaian solusi dari sains akan mengalihkan fokus untuk menangani hotspot virus tertentu sehingga kami dapat mengembalikan ekonomi ke jalurnya,” ujar Marshall.