Senin 12 Oct 2020 16:43 WIB

Malaysia Tangkap Enam Kapal China, 60 Awak Diamankan

Kapal China itu dinilai masuk ke wilayah Malaysia secara ilegal.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana laut Cina selatan (ilustrasi)
Foto: Anadolu Agency
Suasana laut Cina selatan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Pihak berwenang maritim Malaysia menahan enam kapal China yang masuk ke perairan mereka. Beijing tampaknya meningkatkan kehadiran mereka di Laut Cina Selatan.

Pada Senin (12/10), CNN Internasional melaporkan berdasarkan pernyataan pihak berwenang Malaysia ada 60 warga China yang ditahan dalam operasi di lepas pantai timur Johor, negara bagian selatan Malaysia yang berbatasan dengan Singapura. Kapal mereka terdaftar di pelabuhan Qinhuangdao.

Baca Juga

Pihak berwenang Malaysia mengatakan kapal China itu hendak menuju Mauritania, Afrika Barat. Tapi menerobos masuk ke perairan Malaysia.

Sejak 2016 hingga 2019 Malaysia melaporkan 89 kali penerobosan yang dilakukan Angkatan Laut dan pasukan Penjaga Pantai China. Aksi itu berlanjut saat ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan yang disengketakan banyak negara semakin memanas.

Penangkapan awak kapal China ini bertepatan saat Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi sedang tur ke negara-negara Asia Tenggara. Dalam tur yang dijadwalkan empat hari itu, Wang akan mengunjungi Kamboja, Malaysia, Laos, Thailand, dan Singapura.

Dalam kunjungan tersebut Wang ingin memperkuat hubungan kawasan Asia Tenggara di tengah tekanan dari Washington yang kian keras dan dampak ekonomi pandemi virus Corona semakin buruk.  

Media milik pemerintah China melaporkan Kementerian Perdagangan Cina mengatakan Asia Tenggara (ASEAN) merupakan salah satu mitra dagang terbesar Cina. Total perdagangan dari bulan Januari hingga Agustus mencapai 416,5 miliar dolar AS.  

Namun ketegangan antara Cina dan negara-negara Asia Tenggara masih memanas. Terutama karena agresifnya Beijing mengklaim seluruh wilayah Laut Cin,a Selatan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement