Senin 12 Oct 2020 16:45 WIB

IHSG Diskon, 3 Saham BUMN Ini Menarik untuk Dibidik

Banyak saham LQ45 berfundamental bagus yang menawarkan diskon besar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan mencapai negatif 19,15 persen secara year to date (YTD), 12 Oktober 2020 ke level 5.093. Menurut Equity Analist MNC Sekuritas Catherina Vincentia, penurunan tersebut membuka peluang yang menarik untuk investasi jangka panjang.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan mencapai negatif 19,15 persen secara year to date (YTD), 12 Oktober 2020 ke level 5.093. Menurut Equity Analist MNC Sekuritas Catherina Vincentia, penurunan tersebut membuka peluang yang menarik untuk investasi jangka panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan mencapai negatif 19,15 persen secara year to date (YTD), 12 Oktober 2020 ke level 5.093. Menurut Equity Analist MNC Sekuritas Catherina Vincentia, penurunan tersebut membuka peluang yang menarik untuk investasi jangka panjang.

Catherina mengatakan, investor pemula dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengkoleksi saham-saham yang sudah diskon, tidak terkecuali saham-saham milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Banyak saham-saham LQ45 berfundamental bagus menawarkan diskon yang besar yaitu mencapai 30 persen hingga lebih dari 50 persen," jelas Catherina melalui keterangan resmi, Senin (12/10).

Baca Juga

Untuk jangka panjang, Catherina merekomendasikan investor untuk membeli saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk dengan target harga Rp 1.200. Menurutnya, emiten dengan kode saham PGAS ini memiliki proyeksi kinerja yang baik di 2021. Saham PGAS berpotensi naik hingga 22,45 persen. 

Adapun prospek bisnis perseroan didukung oleh dominasi infrastruktur pipa gas yang dimiliki pasca merger dengan Pertagas. Perbaikan outlook perekonomian di tahun 2021 juga diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan PGAS. 

Catherine menilai PGAS memiliki valuasi yang murah dengan PBV hanya 0,66 kali. "Ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai impairment dari aset pipa gas yang dimiliki saat ini," kata Catherine. 

Selain itu, Catherine melanjutkan, investor juga bisa membeli saham milik PT Bank Negara Indonesia Tbk. Dengan target harga Rp 5.700, harga saham BBNI berpotensi naik 22,84 persen. 

BBNI dinilai memiliki prospek yang menarik seiring dengan lebih fokusnya bisnis perseroan untuk mengembangan segmen korporasi dengan masuknya manajemen baru dari eks Bank Mandiri. Sinergi bisnis diharapakan dapat lebih baik di tahun 2021 disertai dengan nilai valuasi yang masih murah yaitu di PBV hanya 0,79 kali dimana jauh lebih rendah dibandingkan industri Perbankan di buku IV.

Terakhir, Catherine merekomendasikan beli saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dengan target harga Rp 3.600. Menurutnya, saham TLKM berpotensi meningkat hingga 31,87 persen. 

Pertumbuhan konsumsi data masih menjadi motor pertumbuhan bisnis Perseroan di tengah ketidakpastian karena Covid-19. Kebijakan Work From Home (WFH) dan tingginya aktivitas online malah menopang pertumbuhan bisnis yang lebih baik. 

Katalis positif lainnya juga berasal dari menurunnya tingkat persaingan dari perang tarif di kuartal ketiga 2020 dan kuartal keempat 2020. Hal tersebut mendorong perbaikan sisi margin bisnis Perseroan. "TLKM diperdagangkan pada PE di 12,31 kali dimana nilai tersebut jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata historis dalam 3 tahun terakhir," tutur Catherine. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement