Senin 12 Oct 2020 17:21 WIB

Keraton Yogyakarta Tiadakan Grebeg Maulud

Grebeg Maulud akan diadakan secara sederhana dan terbatas.

Keraton Yogyakarta Tiadakan Grebeg Maulud. Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan sebelum diperebutkan dalam perayaan Grebeg Maulud. Ilustrasi
Foto: Maulana Surya/Antara
Keraton Yogyakarta Tiadakan Grebeg Maulud. Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan sebelum diperebutkan dalam perayaan Grebeg Maulud. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Keraton Yogyakarta meniadakan acara tradisi Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW yang sedianya akan berlangsung pada 29 Oktober 2020 atau 12 Maulud Jimakir 1954, demi mencegah penularan dan penyebaran Covid-19.

Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono dalam surat edaran yang diterima di Yogyakarta, Senin (12/10), menyebutkan rangkaian 1 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun Jimakir 1954 yang jatuh pada Kamis (29/10) akan diadakan secara sederhana dan terbatas.

Baca Juga

"Oleh karena itu Sekaten dan Grebeg Mulud Tahun Jimakir 1954/2020 Masehi ditiadakan," kata Condrokirono.

Keputusan itu, menurut dia, mempertimbangkan status tanggap darurat Covid-19 di DIY sekaligus sebagai bentuk ketaatan terhadap anjuran pemerintah. Meski ditiadakan, keraton akan tetap melakukan penyesuaian prosesi pembagian gunungan Grebeg Maulud secara terbatas.

"Pembagian gunungan secara terbatas tanpa mengurangi filosofi dan esensi sebagai bentuk konsistensi pelestarian budaya," kata dia.

Selain Grebeg Maulud, menurut dia, sejumlah rangkaian hajad dalem lainnya yang digelar untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang sedianya berlangsung 22-29 Oktober Tahun Jimakir 1954/2020 juga ditiadakan yakni Miyos Gangsa serta Kondur Gangsa.

Miyos Gangsa merupakan proses keluarnya gamelan Sekati Kyai Gunturmadu dan Kyai Nagawilaga dari Bangsal Ponconiti Keraton menuju Masjid Gedhe Kauman. Gamelan akan ditabuh sejak pagi hingga malam secara bergantian untuk menyambut kelahiran (maulid) Nabi Muhammad serta memeriahkan tradisi Sekaten di Yogyakarta.

Gamelan selanjutnya akan dikembalikan ke dalam keraton dalam prosesi yang disebut Kondur Gangsa. Kemudian pada puncaknya digelar Grebeg Mulud yang digelar sebagai peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement