Senin 12 Oct 2020 19:29 WIB

Warga Gunung Kidul Diminta Waspada Angin Kencang

Oktober merupakan masa peralihan dari kemarau ke musim hujan.

Warga Gunung Kidul Diminta Waspada Angin Kencang. Ilustrasi Angin Topan/Angin Kencang
Foto: MgIt03
Warga Gunung Kidul Diminta Waspada Angin Kencang. Ilustrasi Angin Topan/Angin Kencang

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat mewaspadai potensi bencana angin kencang pada masa peralihan dari kemarau ke hujan pada Oktober ini.

Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada akhir Oktober ini hujan sudah mulai mengguyur secara merata seluruh wilayah DIY, khususnya di Gunung Kidul.

Baca Juga

"Pada masa peralihan ini ada prediksi cuaca ekstrem sehingga meningkatkan potensi terjadinya bencana, khususnya angin kencang. Untuk antisipasi, kami sudah melakukan koordinasi dengan masing-masing kapanewon agar melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana," kata Edy, Senin (12/10).

Ia mengatakan BPBD Gunung Kidul sudah melakukan berbagai upaya pengurangan risiko bencana, salah satunya menggiatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumah. Selain itu, pada masa peralihan ini, masyarakat diminta berhati-hati dan waspada berkaitan dengan ancaman bencana alam.

Pengurangan risiko dilakukan beberapa antisipasi, salah satunya menggalakkan kebersihan lingkungan sekitar rumah. Selain itu, BPBD juga sudah meminta kepada kelurahan yang terpasang alat pendeteksi dini longsor untuk melakukan pengecekan terkait dengan fungsi alat tersebut.

"Data awal dari 30 EWS, hanya sepuluh yang bisa berfungsi,” katanya.

Edy juga mengatakan BPBD Gunung Kidul melakukan gerakan kebersihan lingkungan. Khusus untuk gerakan kebersihan lingkungan sekitar rumah memiliki peran yang penting. Berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, kebersihan lingkungan memiliki andil untuk mengurangi risiko banjir.

"Banjir terjadi karena saluran pembuangan banyak yang mampet. Jadi, warga bisa melakukan gerakan kebersihan agar saluran-saluran dapat berfungsi dengan baik,” katanya.

Menurut dia, gerakan kebersihan lingkungan tidak hanya dilakukan dengan membersihkan, tapi juga dilaksanakan dengan memotong dahan dan ranting pepohonan di sekitar rumah yang rimbuh. Pemotongan dilakukan untuk mengurangi risiko pohon tumbang akibat embusan angin kencang.

"Mari bersama-sama untu mengurangi risiko bencana dengan menjaga kebersihan di sekitar lingkungan masing-masing,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty mengatakan masa pancaroba bisa berpengaruh terhadap kesehatan. Hal ini dikarenakan adanya perubahan cuaca sehingga mempengaruhi kondisi tubuh.

"Kami meminta masyarakat menjaga kesehatan agar tidak mudah terserang penyakit. Kemudian menerapkan pola hidup bersih dan sehat, makan-makanan bergizi dan rutin berolahraga,” katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement