Senin 12 Oct 2020 22:49 WIB

Hukum Wanita Haid Pegang dan Baca Alquran Menurut 4 Madzhab

Terdapat perbedaan pendepat hukum wanita pegang dan baca Alquran saat haid

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Bagaimana hukumnya jika seorang Muslimah sedang haid? Bolehkah baginya membaca Alquran untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan dari membaca Alquran? Dalam buku Membaca Alquran Saat Haid, Bolehkah? Karya Isnawati dijelaskan, terdapat beragam pendapat dari ulama-ulama madzhab. Ulama dari kalangan empat madzhab pun memiliki pandangan yang beragam akan hal ini. Madzhab Hanafi misalnya, secara umum madzhab ini mengharamkan bagi Muslimah haid membaca Alquran. Hanya saja dalam Batasan atau tujuan tertentu mereka memberikan pengecualian. Seperti berdzikir dengan ayat-ayat Alquran atau membacakan potongan ayat atau kosa-kata Alquran. Salah satu ulama yang berasal dari Madzhab Hanafi yakni As-Sarakhsi mengatakan: “Wa laysa lil-haaidhi massu al-mushhafi wa laa dukhulu al-masjidi wa laa qira’atun aayatin minal-Qur’ani,”. Yang artinya: “Tidaklah seseorang yang haid boleh memegang mushaf, dan tidak pula (boleh) masuk masjid, serta tidak diperbolehkan membaca satu ayat Alquran dengan sempurna,”. Imam As-Sarakhsi dalam kitabnya Al-Mabsuth menegaskan, haram hukumnya bagi wanita haid memegang mushaf dan membaca Alquran secara utuh. Beliau memberikan Batasan keharaman membacanya adalah satu ayat secara sempurna, namun jika hanya potongan ayat atau tidak sampai satu ayat, beliau berpendapat hal tersebut tidak dianggap membaca Alquran. Adapun Madzhab Maliki justru membolehkan bagi Muslimah haid untuk membaca Alquran. Pendapat ulama-ulama dari kalangan madzhab ini juga sering dijadikan rujukan atau hujjah oleh berbagai pihak untuk membolehkan Muslimah haid membaca Alquran. Terutama untuk Muslimah yang sedang menjalankan program tahfizh yang dapat menyelesaikan hafalannya sesuai target. Sedangkan Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid menjabarkan bahwa mereka (ulama Malikiyah) membolehkan Muslimah haid membaca sedikit dari Alquran dengan dalil istihsan (mengecualikan atau berpaling dari hokum umum yang ada, karena suatu kemaslahatan), karena lamanya masa haid. Yang mana, Ibnu Rusyd menyandarkan penjabarannya berdasarkan pendapat yang dipangku oleh Madzhab Maliki. Adapun dalam Madzhab Syafii menganut pemahaman yang sangat ketat melarang Muslimah haid membaca Alquran. Salah satu ulama madzhab ini, Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu menjelaskan, haram hukumnya bagi Muslimah haid membaca Alquran sebagaimana jumhur ulama di kalangan madzhab tersebut. Sedangkan menurutnya, masa haid yang berlangsung beberapa hari biasanya, tidak akan sampai membuat seseorang lupa pada hafalannya. Kekhawatiran akan hilangnya hafalan Alquran dapat ditampik dengan menghafal atau bermuraja’ah terus menerus di dalam. Menurut Madzhab Hanbali mayoritas ulamanya tidak melarang Muslimah haid untuk membaca Alquran. Alasannya mengacu pada hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib: “Tidaklah Nabi melarang seseorang membaca sesuatu pun dari Alquran selama dia tidak dalam keadaan junub,”.  Imas Damayanti    Ilustrasi Membaca Alquran
Foto: AP /Amr Nabil
Bagaimana hukumnya jika seorang Muslimah sedang haid? Bolehkah baginya membaca Alquran untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan dari membaca Alquran? Dalam buku Membaca Alquran Saat Haid, Bolehkah? Karya Isnawati dijelaskan, terdapat beragam pendapat dari ulama-ulama madzhab. Ulama dari kalangan empat madzhab pun memiliki pandangan yang beragam akan hal ini. Madzhab Hanafi misalnya, secara umum madzhab ini mengharamkan bagi Muslimah haid membaca Alquran. Hanya saja dalam Batasan atau tujuan tertentu mereka memberikan pengecualian. Seperti berdzikir dengan ayat-ayat Alquran atau membacakan potongan ayat atau kosa-kata Alquran. Salah satu ulama yang berasal dari Madzhab Hanafi yakni As-Sarakhsi mengatakan: “Wa laysa lil-haaidhi massu al-mushhafi wa laa dukhulu al-masjidi wa laa qira’atun aayatin minal-Qur’ani,”. Yang artinya: “Tidaklah seseorang yang haid boleh memegang mushaf, dan tidak pula (boleh) masuk masjid, serta tidak diperbolehkan membaca satu ayat Alquran dengan sempurna,”. Imam As-Sarakhsi dalam kitabnya Al-Mabsuth menegaskan, haram hukumnya bagi wanita haid memegang mushaf dan membaca Alquran secara utuh. Beliau memberikan Batasan keharaman membacanya adalah satu ayat secara sempurna, namun jika hanya potongan ayat atau tidak sampai satu ayat, beliau berpendapat hal tersebut tidak dianggap membaca Alquran. Adapun Madzhab Maliki justru membolehkan bagi Muslimah haid untuk membaca Alquran. Pendapat ulama-ulama dari kalangan madzhab ini juga sering dijadikan rujukan atau hujjah oleh berbagai pihak untuk membolehkan Muslimah haid membaca Alquran. Terutama untuk Muslimah yang sedang menjalankan program tahfizh yang dapat menyelesaikan hafalannya sesuai target. Sedangkan Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid menjabarkan bahwa mereka (ulama Malikiyah) membolehkan Muslimah haid membaca sedikit dari Alquran dengan dalil istihsan (mengecualikan atau berpaling dari hokum umum yang ada, karena suatu kemaslahatan), karena lamanya masa haid. Yang mana, Ibnu Rusyd menyandarkan penjabarannya berdasarkan pendapat yang dipangku oleh Madzhab Maliki. Adapun dalam Madzhab Syafii menganut pemahaman yang sangat ketat melarang Muslimah haid membaca Alquran. Salah satu ulama madzhab ini, Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu menjelaskan, haram hukumnya bagi Muslimah haid membaca Alquran sebagaimana jumhur ulama di kalangan madzhab tersebut. Sedangkan menurutnya, masa haid yang berlangsung beberapa hari biasanya, tidak akan sampai membuat seseorang lupa pada hafalannya. Kekhawatiran akan hilangnya hafalan Alquran dapat ditampik dengan menghafal atau bermuraja’ah terus menerus di dalam. Menurut Madzhab Hanbali mayoritas ulamanya tidak melarang Muslimah haid untuk membaca Alquran. Alasannya mengacu pada hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib: “Tidaklah Nabi melarang seseorang membaca sesuatu pun dari Alquran selama dia tidak dalam keadaan junub,”. Imas Damayanti Ilustrasi Membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimana hukumnya jika seorang Muslimah sedang haid? Bolehkah baginya membaca Alquran untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan dari membaca Alquran?

Dalam buku Membaca Alquran Saat Haid, Bolehkah? Karya Isnawati dijelaskan, terdapat beragam pendapat dari ulama-ulama madzhab. Ulama dari kalangan empat madzhab pun memiliki pandangan yang beragam akan hal ini.

Baca Juga

Madzhab Hanafi misalnya, secara umum madzhab ini mengharamkan bagi Muslimah haid membaca Alquran. Hanya saja dalam Batasan atau tujuan tertentu mereka memberikan pengecualian. Seperti berdzikir dengan ayat-ayat Alquran atau membacakan potongan ayat atau kosa-kata Alquran.

Salah satu ulama yang berasal dari Madzhab Hanafi yakni As-Sarakhsi mengatakan: “Wa laysa lil-haaidhi massu al-mushhafi wa laa dukhulu al-masjidi wa laa qira’atun aayatin minal-Qur’ani,”. Yang artinya: “Tidaklah seseorang yang haid boleh memegang mushaf, dan tidak pula (boleh) masuk masjid, serta tidak diperbolehkan membaca satu ayat Alquran dengan sempurna,”.

Imam As-Sarakhsi dalam kitabnya Al-Mabsuth menegaskan, haram hukumnya bagi wanita haid memegang mushaf dan membaca Alquran secara utuh. Beliau memberikan Batasan keharaman membacanya adalah satu ayat secara sempurna, namun jika hanya potongan ayat atau tidak sampai satu ayat, beliau berpendapat hal tersebut tidak dianggap membaca Alquran.

Adapun Madzhab Maliki justru membolehkan bagi Muslimah haid untuk membaca Alquran. Pendapat ulama-ulama dari kalangan madzhab ini juga sering dijadikan rujukan atau hujjah oleh berbagai pihak untuk membolehkan Muslimah haid membaca Alquran. Terutama untuk Muslimah yang sedang menjalankan program tahfizh yang dapat menyelesaikan hafalannya sesuai target.

Sedangkan Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid menjabarkan bahwa mereka (ulama Malikiyah) membolehkan Muslimah haid membaca sedikit dari Alquran dengan dalil istihsan (mengecualikan atau berpaling dari hokum umum yang ada, karena suatu kemaslahatan), karena lamanya masa haid. Yang mana, Ibnu Rusyd menyandarkan penjabarannya berdasarkan pendapat yang dipangku oleh Madzhab Maliki.

Adapun dalam Madzhab Syafii menganut pemahaman yang sangat ketat melarang Muslimah haid membaca Alquran. Salah satu ulama madzhab ini, Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu menjelaskan, haram hukumnya bagi Muslimah haid membaca Alquran sebagaimana jumhur ulama di kalangan madzhab tersebut.

Sedangkan menurutnya, masa haid yang berlangsung beberapa hari biasanya, tidak akan sampai membuat seseorang lupa pada hafalannya. Kekhawatiran akan hilangnya hafalan Alquran dapat ditampik dengan menghafal atau bermuraja’ah terus menerus di dalam.

Menurut Madzhab Hanbali mayoritas ulamanya tidak melarang Muslimah haid untuk membaca Alquran. Alasannya mengacu pada hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib: “Tidaklah Nabi melarang seseorang membaca sesuatu pun dari Alquran selama dia tidak dalam keadaan junub,”.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement