REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak wajib berbakti kepada orang tuanya. Dalam Islam, juga diajarkan untuk berbakti kepada orang tua terutama ibu.
Salah satu cara berbakti kepada orang tua adalah selalu mendoakan mereka. Terlebih jika mereka sudah meninggal. Doa anak termasuk amal yang tidak terputus jika seseorang meninggal.
Dalam buku Shahih Fadhail A’mal oleh Syaikh Ali bin Muhammad Al-Maghribi tertulis, Muslim no. 163, meriwayatkan:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga, yaitu shadaqah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.” Hasan
HR. Abu Daud (2880), at-Tirmidzi (1376), an-Nasa’I (6/251), Ahmad (2/372), al-Baihaqi (6/278), ath-Thahawi dalam Musykil al-Atsar (1/95) dan Abu Ya’la (6452). An-Nawawi berkata dalam Syarh Muslim (11/185): Para ulama berkata: Makna hadits adalah amal mayit terputus dengan sebab kematiannya dan terputus pembaharuan pahala baginya. Kecuali dalam tiga hal, karena ketiganya hasil dari usahanya. Anak merupakan hasil dari usahanya, demikian pula ilmu yang ditinggalkan berasal dari pengajaran dan karangannya. Juga dengan sedekah jariyah, yaitu wakaf. Hadits ini juga menerangkan keutamaan menikah demi mengharapkan anak yang shalih dan pahala doa sampai kepada mayit, demikian pula dengan sedekah yang merupakan himpunan dari keduanya.
Sementara hadits lain, doa anak bisa membuat derajat seseorang diangkat di surga. Imam Ahmad dalam al-Musnad (2/509) meriwayatkan:
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang hamba yang shalih di surga, lalu dia bertanya: ‘Wahai Rabb, bagaimana derajat ini bisa untukku?’ Allah menjawab: ‘Karena permohonan ampunan anakmu bagimu.” Hasan HR. Al-Bazzar dalam az-Zawaid (4/no. 3141).