Selasa 13 Oct 2020 05:27 WIB

Keutamaan Doa Anak Bagi Orang Tuanya

Doa anak termasuk amal yang tidak terputus jika seseorang meninggal.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Keutamaan Doa Anak Bagi Orang Tuanya. Orang tua memasangkan masker kepada anaknya saat berlatih skateboard di Crooz School of Skate di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (12/9). Sekolah skateboard tersebut  menggelar latihan dua kali dalam seminggu untuk melatih motorik anak dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menyediakan fasilitas cuci tangan serta membatasi jumlah siswa yang berlatih. Agenda tersebut merupakan latihan terakhir menjelang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara total pada 14 September 2020 mendatang di DKI Jakarta.  Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Keutamaan Doa Anak Bagi Orang Tuanya. Orang tua memasangkan masker kepada anaknya saat berlatih skateboard di Crooz School of Skate di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (12/9). Sekolah skateboard tersebut menggelar latihan dua kali dalam seminggu untuk melatih motorik anak dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menyediakan fasilitas cuci tangan serta membatasi jumlah siswa yang berlatih. Agenda tersebut merupakan latihan terakhir menjelang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara total pada 14 September 2020 mendatang di DKI Jakarta. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak wajib berbakti kepada orang tuanya. Dalam Islam, juga diajarkan untuk berbakti kepada orang tua terutama ibu.

Salah satu cara berbakti kepada orang tua adalah selalu mendoakan mereka. Terlebih jika mereka sudah meninggal. Doa anak termasuk amal yang tidak terputus jika seseorang meninggal.

Baca Juga

Dalam buku Shahih Fadhail A’mal oleh Syaikh Ali bin Muhammad Al-Maghribi tertulis, Muslim no. 163, meriwayatkan:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga, yaitu shadaqah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.” Hasan

HR. Abu Daud (2880), at-Tirmidzi (1376), an-Nasa’I (6/251), Ahmad (2/372), al-Baihaqi (6/278), ath-Thahawi dalam Musykil al-Atsar (1/95) dan Abu Ya’la (6452). An-Nawawi berkata dalam Syarh Muslim (11/185): Para ulama berkata: Makna hadits adalah amal mayit terputus dengan sebab kematiannya dan terputus pembaharuan pahala baginya. Kecuali dalam tiga hal, karena ketiganya hasil dari usahanya. Anak merupakan hasil dari usahanya, demikian pula ilmu yang ditinggalkan berasal dari pengajaran dan karangannya. Juga dengan sedekah jariyah, yaitu wakaf. Hadits ini juga menerangkan keutamaan menikah demi mengharapkan anak yang shalih dan pahala doa sampai kepada mayit, demikian pula dengan sedekah yang merupakan himpunan dari keduanya.

Sementara hadits lain, doa anak bisa membuat derajat seseorang diangkat di surga. Imam Ahmad dalam al-Musnad (2/509) meriwayatkan:

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang hamba yang shalih di surga, lalu dia bertanya: ‘Wahai Rabb, bagaimana derajat ini bisa untukku?’ Allah menjawab: ‘Karena permohonan ampunan anakmu bagimu.” Hasan HR. Al-Bazzar dalam az-Zawaid (4/no. 3141).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement