REPUBLIKA.CO.ID, Rafael Nadal tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya dengan berlutut di lapangan tanah liat yang begitu dicintainya. Nadal berhasil menumbangkan petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, di final Grand Slam Prancis Terbuka 2020 di Court Philippe-Chatrier, Stade Roland Garros, Paris, Ahad (11/10) waktu setempat.
Rafa, begitu ia biasa disapa, kembali menobatkan diri sebagai raja lapangan tanah liat. Meski berhadapan dengan unggulan pertama, Nadal mengalahkan Djokovic dengan catatan sempurna.
Nadal dominan di dua set awal sebelum Djokovic memberi perlawanan sengit di set ketiga. Namun, ia berhasil menang tiga set langsung dengan skor 6-0, 6-2, dan 7-5.
"Menang di sini sangat berarti. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang di seluruh dunia. Saat ini kita sedang menghadapi situasi terburuk, berjuang melawan virus corona. Kita harus bersikap positif untuk melewati ini semua bersama-sama," ujar Nadal seusai laga dilansir laman resmi ATP, Senin (12/10).
Titel Prancis Terbuka pun menjadi yang ke-13 sepanjang karier Nadal sekaligus menjadi yang terbanyak sepanjang sejarah. Ia hanya gagal menyabet gelar Roland Garros pada 2009 dan 2015. Di tahun 2016, ia juga tidak juara karena absen akibat cedera pergelangan tangan.
Titel yang disebut berarti bagi Nadal bukan tanpa alasan. Sebab, gelar yang baru saja direngkuh adalah grand slam ke-20. Itu artinya, ia berhasil menyamai rekor milik seteru abadinya, Roger Federer.
Petenis asal Mallorca, Spanyol, itu pun sudah membukukan rekor 100 kemenangan dan hanya pernah dua kali kalah di Prancis Terbuka. Petenis berusia 34 tahun ini memilih tetap rendah hati dengan tidak sesumbar meski sudah mengimbangi catatan rivalnya.
Nadal lebih suka berbincang tentang dominasinya di Roland Garros. Sebab, ia mengaku Prancis Terbuka adalah panggung yang memberikannya kejayaan sejak memulai debut Roland Garros pada 2005. Kala itu, ia langsung keluar sebagai juara dan menyabet gelar grand slam pertamanya.
"Ini bukan waktunya untuk memikirkan tentang gelar grand slam ke-20 yang menyamai raihan Roger (Federer). Bagi saya, ini tentang kemenangan di Roland Garros yang sangat berarti. Kebanyakan momen penting dalam karier saya terjadi di sini. Saya mencintai kota dan lapangan ini," jelas Nadal.
Secara head to head, Nadal juga sukses menuntaskan dendamnya pada Djokovic yang mengalahkannya di final Australia Terbuka 2019. Ini adalah kemenangan ke-27 Nadal atas Djokovic.
Keduanya sudah bersua sebanyak 56 kali di ATP Tour. Sementara ini, Djokovic masih memimpin dengan 29-27. Namun jika berbicara lapangan tanah liat, Nadal lebih unggul dengan 18-7.
Kesempurnaan Nadal di Roland Garros diamini oleh Djokovic. Ini untuk pertama kalinya petenis asal Serbia itu kalah telak tahun ini di final grand slam. Ia tidak terkejut melihat betapa garangnya Nadal di arena. "Tak banyak yang bisa saya katakan. Saya benar-benar takluk di tangan Rafa yang tampil lebih baik di lapangan," ujar dia.
Djokovic sebenarnya sudah menduga Nadal akan menjadi juara Prancis Terbuka. Sebulan lalu dalam wawancara yang dikutip AFP, Djokovic menyebut Nadal bakal keluar sebagai juara.
Saat bersua di final, dugaan Djokovic pun benar. Nadal langsung menghajar Djokovic tanpa ampun. Set pertama dihabiskan Nadal tanpa memberi satupun angka bagi lawannya. "Saya bisa tampil lebih baik. Tapi dia benar-benar mengejutkan saya. Dia fenomenal, bertarung sempurna terutama di dua set partama," jelas Djokovic.