Selasa 13 Oct 2020 08:37 WIB

AL Polandia Jinakkan Bom Terbesar dari Perang Dunia Kedua

Sekitar 750 orang mengungsi saat bom bekas perang dunia kedua dijinakkan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Poster dari tahun 1910 menggambarkan anggota Partai Sosialis Polandia melempar bom ke mobil pejabat Rusia.
Foto: abc news
Poster dari tahun 1910 menggambarkan anggota Partai Sosialis Polandia melempar bom ke mobil pejabat Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAW -- Penyelam Angkatan Laut Polandia memulai operasi lima hari untuk menjinakkan bom terbesar belum meledak dari Perang Dunia Kedua yang pernah ditemukan di Polandia pada Senin (12/10). Kondisi ini memaksa lebih dari 750 orang mengungsi dari rumah mereka.

“Kita gali bagian yang bergerak dari bom, bagian tengah bom yang tersisa, sesuai rencana. Puing-puing di sekitarnya akan menahan bom di tempat yang tetap sehingga tidak bergerak dan sumbu tidak terpicu,” kata Michal Jodloski dari Skuadron Minesweeper ke-12 dari Armada Pertahanan Pantai ke-8.

Baca Juga

Bom Tallboy digunakan oleh Royal Air Force (RAF) Inggris dan beratnya hampir 5.400 kilogram, termasuk 2.400 kilogram bahan peledak. Peledak yang mendapatkan julukan "gempa bumi" ini dijatuhkan oleh RAF pada  1945 dalam serangan terhadap kapal penjelajah Jerman Lutzow.

Bom tersebut ditemukan di Terusan Piast yang menghubungkan Laut Baltik dengan Sungai Oder. Tempat bom itu berada di dekat kota Swinoujscie di barat laut Polandia yang menjadi terminal gas alam cair (LNG) dibuka pada 2016.

"Tidak akan ada pengiriman saat bom sedang dinetralkan," kata juru bicara operator situs Gaz-System.

Waktu penjinakan bom pun telah disepakati antara perusahaan, Angkatan Laut, dan otoritas lokal. Sebelumnya pun sebanyak 751 orang telah dievakuasi dari daerah tersebut.

“Kami akan berangkat pekan ini. Kami takut. Anak-anak harus pergi ke sekolah dan mereka harus melewatinya setiap hari, jadi ada sedikit ketakutan," kata seorang warga bernama Radoslaw kepada media lokal TVN24.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement