Selasa 13 Oct 2020 12:24 WIB

Kapolda Metro Siapkan Rompi Khusus untuk Wartawan Liput Demo

Pemberian rompi untuk membedakan rekan pers dan para pendemo maupun kelompok anarkis.

Red: Bilal Ramadhan
Sebuah spanduk penolakan anarkisme terpampang di salah satu sudut sekitar Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Ahad (11/10). Selain mengganggu keamanan dan ketenteraman, kondisi kekacauan atau demo yang berujung anarkis membuat roda perekonomian warga terhambat.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika
Sebuah spanduk penolakan anarkisme terpampang di salah satu sudut sekitar Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Ahad (11/10). Selain mengganggu keamanan dan ketenteraman, kondisi kekacauan atau demo yang berujung anarkis membuat roda perekonomian warga terhambat.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Nana Sudjana menyiapkan rompi bagi pewarta media massa yang bertugas meliput aksi penolakan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja.

"Hal ini kita lakukan melihat pengalaman yang lalu rekan-rekan pers ikut diamankan anggota keamanan," kata Nana Sudjana di Jakarta, Selasa (13/10).

Nana mengatakan pemberian rompi bagi wartawan itu untuk membedakan rekan pers dan para pendemo maupun kelompok anarkis (anarko) saat berunjuk rasa. Kapolda Metro Jaya juga mengimbau pewarta menjaga jarak dengan kelompok pedemo terutama saat terjadi kericuhan.

Polda Metro Jaya menyediakan 1.000 rompi bagi kalangan pers guna membedakan antara massa unjuk rasa dengan pewarta yang bertugas liputan aksi. "Tentunya identitas diri bisa dipakai setiap ada aksi," ujar Nana.