Selasa 13 Oct 2020 12:42 WIB

Bicara di Kagama, Airlangga Paparkan Capaian Pemerintah

kontraksi ekonomi di Indonesia masih terbilang baik.

Red: Muhammad Akbar
etua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Foto: Istimewa
etua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan upaya penanganan Covid-19 sejauh ini berlangsung membaik. Secara global, tingkat kesembuhan dari Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 76,45 persen.

Hal tersebut disampaikannya saat berbicara pada acara yang digelar Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) bertajuk Pemulihan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi yang digelar secara daring.

“Angka ini sudah berada di atas standard kesembuhan Covid-19 secara global yaitu, 75,15 persen. Sedangkan persentase kematian, di awal hanya 9 persen, sekarang sudah turun ke 3,58 persen,”ujarnya saat berbicara pada acara KAGAMA Inkubasi Bisnis (KIB) ke XV, bertajuk Pemulihan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi yang digelar secara daring.

Airlangga mengatakan meski pertumbuhan ekonomi masih turun di angka -5,32 persen namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, kontraksi ekonomi di Indonesia masih terbilang baik.

Selanjutnya, terkait tingkat kematian di masa pandemi, mengutip data Our World in Data 2020, Airlangga mengatakan, Indonesia berada di bawah empat negara yakni, Cina, Taiwan, Korea Selatan dan Lithuania. “Negara-negara lain tingkat kematiannya lebih tinggi dan ekonominya lebih terdampak,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya kepada Republika di Jakarta, Selasa (13/10).

Airlangga menjelaskan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) saat ini sedang fokus pada penanganan kesehatan, perlindungan sosial, insentif usaha, UMKM, sektoral dan Pemda, serta pembiayaan koperasi, dengan dana sebesar Rp 695 Triliun.

Melansir data dari Kemenkeu 2020, Airlangga menerangkan, realisasi anggaran untuk PEN sudah sebesar 47 persen dari pagu. Untuk serapannya, dari bulan ke bulan semakin meningkat, per 7 Oktober 2020 realisasi dana sebesar Rp 331 Triliun.

Kemudian capaian per klasternya, untuk klaster kesehatan sudah mencapai Rp 25 Triliun, perlindungan sosial sebesar Rp 150 Triliun, sektoral dan Pemda sebesar Rp27,57 triliun, dukungan UMKM sebesar Rp 90,42 triliun, dan insentif usaha sebesar Rp 28,32 triliun.  Sampai di akhir tahun, Airlangga berharap seluruh anggaran PEN bisa terserap 100 persen.

Airlangga memaparkan capaian program PEN terbaru. Ada dua program di antaranya realisasi penyaluran BPUM atau Banpres produktif. Dari program ini telah dilakukan penyaluran bantuan kepada 9,1 juta pelaku usaha mikro dari target 12 juta UMKM

Kedua, program realisasi penyaluran subsidi atau upah kepada para pekerja, kepada 11,5 juta pekerja dari target 15,7 juta pekerja. Realisasi penyaluran sebesar Rp13,9 Triliun dengan target Rp15,7 Triliun.

Pemerintah juga melakukan penempatan dana di bank-bank pemerintah. Di tahap pertama dikeluarkan dana Rp30 Triliun, kemudian realisasinya sudah mencapai Rp1 44,6 Triliun. Pemerintah lalu memberikan dana lagi sebesar Rp17,5 Triliun. Kemudian penempatan dananya menjadi Rp47,5 Triliun, sehingga targetnya adalah Rp 150 Triliun.

“Di Bank Pembangunan Daerah diberikan dana sebesar Rp 1,5 Triliun, Bank Sulselbar Rp 1 Triliun, Bank Kalbar Rp500 juta. Lalu program untuk sektor korporasi padat karya sebesar Rp 10 Miliar-1 Triliun. Total nasabah yang dijamin 13.175 orang dengan kredit modal kerja yang dijaminkan Rp 6,6 Triliun,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement