Selasa 13 Oct 2020 12:52 WIB

Taiwan: Tuduhan China Soal Mata-Mata adalah Berita Palsu

TV China menayangkan penangkapan akademisi Taiwan dengan alasan mata-mata

Red: Nur Aini
Bendera Taiwan
Foto: cnreviews.com
Bendera Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan menyebut tuduhan baru China soal mata-mata sebagai berita palsu setelah televisi pemerintah China menayangkan program yang menunjukkan seorang akademisi Taiwan ditangkap di China dengan alasan keamanan nasional pada saat ketegangan Taipei-Beijing meningkat.

China mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai wilayahnya sendiri, dan dalam beberapa pekan terakhir telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau itu, termasuk menerbangkan jet tempur di atas garis tengah sensitif Selat Taiwan.

Baca Juga

Pada Senin malam (13/10), untuk malam kedua berturut-turut, televisi pemerintah China menayangkan tentang seorang warga Taiwan yang disebut telah mengaku sebagai mata-mata, yakni seorang akademisi bernama Cheng Yu-chin yang sebelumnya mengajar di Republik Ceko.

Laporan televisi pemerintah China itu mengatakan Cheng sebelumnya bekerja sebagai asisten Cho Jung-tai, yang pernah menjadi ketua Partai Progresif Demokratik (DPP) Taiwan yang berkuasa. Laporan di televisi tersebut menayangkan Cheng di depan kamera mengakui bahwa dia tahu tindakannya "berbahaya" bagi China.

Cheng ditangkap di China pada April tahun lalu, menurut laporan televisi pemerintah China itu. Namun, Cho Jung-tai dan pihak DPP mengatakan Cheng tidak pernah bekerja untuknya. Cho, dalam sebuah pernyataan di laman Facebook-nya, mengatakan dia bahkan tidak mengenal Cheng.

"Berita ini jelas merupakan pemberitaan yang salah," ujar Cho.

Dewan Taiwan untuk Urusan China Daratan mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa baik mereka maupun Straits Exchange Foundation, badan semi resmi yang menangani beberapa hubungan dengan China, tidak dihampiri oleh anggota keluarga mana pun untuk meminta bantuan. Dewan tersebut mengecam China karena menempatkan Cheng di televisi untuk membuat sebuah pengakuan, dan mengatakan China bermain politik dengan mencoba menjebak orang dengan tuduhan memata-matai.

Sejauh ini, tidak memungkinkan untuk menghubungi Cheng untuk dimintai komentar atau mengetahui apakah dia telah diizinkan untuk mendapatkan pendampingan hukum. Kelompok hak asasi manusia dan pemerintah Barat telah menyatakan kemarahannya pada China untuk beberapa kasus sebelumnya di mana tersangka telah ditempatkan di televisi pemerintah untuk mengaku sebelum persidangan mereka.

Pada Ahad malam, televisi pemerintah China menayangkan sesuatu yang dianggap pengakuan lainnya oleh orang yang mereka sebut sebagai mata-mata Taiwan yang pergi ke Hong Kong untuk mendukung pengunjuk rasa anti-pemerintah dan diam-diam merekam pasukan keamanan China di seberang perbatasan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement