Selasa 13 Oct 2020 13:46 WIB

Soal Pembalap Terbesar dalam Sejarah, Hamilton Enggan Pusing

Driver Inggris itu sudah menyamai rekor legenda hidup F1, Michael Schumacher.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Lewis Hamilton berpose dengan salam Wakanda forever untuk mengenang mendiang aktor Chadwick Boseman, pemeran film Black Panther yang meninggal pada Jumat.
Foto: EPA
Lewis Hamilton berpose dengan salam Wakanda forever untuk mengenang mendiang aktor Chadwick Boseman, pemeran film Black Panther yang meninggal pada Jumat.

REPUBLI NUERBURG -- Pada akhir pekan lalu, Lewis Hamilton mungukir catatan sensasional. Ia memenangi GP Eifel 2020.

Itu kemenangan ke-91, Hamilton sepanjang keikutsertaannya di dunia jet darat. Driver Inggris itu menyamai rekor legenda hidup F1, Michael Schumacher.

Sejumlah efek domino terdengar setelah pencapaian Hamilton di Jerman. Salah satunya mengenai perdebatan siapa yang terhebat dalam sejarah F1.

Dalam penyataannya, pria Inggris itu tak menganggap perdebatan tersebut, sesuatu yang penting. Terlepas dari aksi impresifnya dalam beberapa tahun terakhir, ia tetap berusaha rendah hati.

Ia selalu menghormati para senior. Ia berjanji tidak akan merendahkan para pembalap muda di masa depan, yang bakal melewati rekornya.

"Karena tanggung jawab sebagai driver yang lebih tua adalah mendorong mereka. Akan ada orang lain yang mengejar rekor yang saya buat. Sebuah pendekatan yang salah untuk berharap dia tidak akan memecahkannya," kata Hamilton, dikutip dari Crash, Selasa (13/10).

Terdengar suara miring mengomentari sepak terjang sang jawara edisi terkini. Ia dinilai memiliki mobil terbaik untuk berpacu di lintasan.

Bos Mercedes, Toto Wolff membantah argumentasi tersebut. Menurutnya tidak ada yang salah jika Hamilton dinilai mendapatkan mobil yang bagus.

Ia melanjutkan, banyak nama berkelas mendapat mobil bagus. Tapi terkadang mengambil keputusan yang salah.

"Dia mampu mengekesekusi trek dengan alat yang kami sediakan untuknya. Saya tidak ingin membiarkan suara-suara yang mengatakan dia mengendrai Mercedes, jelas dia memenangkan balapan. Driver yang mengatakan seperti itu, harus menganalisis mengapa mereka tidak menemukan jalan menuju Mercedes," ujar Wolf.

Hamilton sendiri tak pusing peduli mendengar kritik seperti itu. Ia merasa orang-orang yang berbicara demikian, kurang memiliki pengetahuan dan fakta memadai, apa yang terjadi sebenarnya.

Ia tegaskan, prestasinya tidak terlepas dari kerjasama tim. Pabrikan pun terus berusaha mencapai kesemapurnaan tanpa henti.

Andai Hamilton menjadi juara dunia musim ini, maka itu adalah gelar ketujuh sepanjang karirnya. Lagi-lagi yang bersangkutan bakal menyamai torehan Schumi nantinya.KA.CO.ID,

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement